BPKH Terbitkan Buku Saku sebagai Media Edukasi Seputar Pengelolaan Dana Haji

HIMPUHNEWS - Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) merilis buku saku. Buku ini dikeluarkan untuk menjawab berbagai macam pertanyaan mengenai dana haji.

Buku saku BPKH berjumlah 21 halaman dengan 19 pertanyaan yang sering muncul di masyarakat. Isinya sekilas tentang BPKH dan pengelolaan keuangan haji.

"Buku saku ini sudah kita persiapkan dari tahun lalu sebenarnya, kita merangkum setiap pertanyaan-pertanyaan yang ada di sosial media kita, WhatsApp contact center, dan juga orang yang bertanya secara offline di acara BPKH," kata Ahmad Zaky, Sekretaris Badan BPKH di Jakarta, Rabu (3/4/2024).

Selama 4 tahun berlangsung mengelola dana haji, BPKH cukup banyak mendapatkan pemberitaan miring. Ada yang bilang dana haji itu dipakai untuk insfrastruktur, padahal kenyataannya tidak seperti itu.

"Setiap informasi ini kita rangkum jadi satu buku, kita buat sedemikian rupa untuk memberikan keamanan dan kenyamanan bagi jemaah haji yang selama ini termakan isu hoax tersebut," jelas Ahmad Zaky.

"Ketika mereka membaca harapan kita mereka menjadi lebih merasa tenang, karena dana haji yang dititipkan untuk dikelola semuanya berjalan dengan baik dan dapat dicek," lanjutnya.

Bahasa yang digunakan dalam buku saku juga mudah dipahami. Sebab tujuannya untuk memberikan transparansi terkait BPKH dan apa yang dilakukan.

"Yang ingin kita berikan yaitu awareness, itu yang pertama. Insight kepada orang orang terkait BPKH itu apa, yang dilakukan itu apa? Buktinya terlihat jelas, kita di sini buka-bukaan kalau dana haji itu aman itu di website kita," terang Ahmad Zaky.

Buku saku ini nantinya akan disebar di tempat-tempat yang terluar, terdepan dan juga terpencil. Namun, bagi masyarakat yang sudah melek teknologi bisa mengaksesnya melalui handphone masing-masing.

"Kalau kita sedang sosialisasi kita akan menggunakan soft file. Jadi, kita akan meminta untuk men-download ini. Akan menjadi flipbook juga nantinya akan menjadi sebuah pdf juga, jadi akses-akses ini bisa didapatkan," ujar Ahmad Zaky.

"Orang yang mungkin punya keterbatasan teknologi kita cetak, kalau nyaman dengan handphone-nya bisa di-save. Intinya harapannya dapat dibaca oleh semua pihak sih," sambungnya.