DPR Nilai Indonesia Perlu Membangun RS di Makkah: Ini Menyangkut Keselamatan Warga Negara

HIMPUHNEWS – Anggota Komisi IX DPR RI Edy Wuryanto menilai perlunya Indonesia membangun rumah sakit (RS) di Makkah yang dikelola melalui kerjasama resmi dengan Pemerintah Arab Saudi. Ide ini muncul melalui pertimbangan keselamatan warga negara (jemaah haji Indonesia) yang harus diperhatikan.

Menurutnya, ini akan menjadi langkah yang sangat strategis dan layak untuk diperjuangkan, mengingat jumlah jemaah Indonesia yang sangat besar dan kebutuhan layanan yang semakin kompleks.

“Kebutuhan fasilitas yang dikelola oleh Indonesia sendiri, dengan tenaga kesehatan kita yang sudah mengenal kultur dan bahasa jemaah. Ini menyangkut keselamatan warga negara kita di Tanah Suci,” ujar Edy di sela kunjungannya ke Makkah sebagai bagian dari Tim Pengawas Haji DPR.

Selain itu, usulan pembangunan RS ini menjadi penting mengingat adanya pembatasan oleh otoritas Saudi terhadap penyediaan layanan kesehatan pada masing-masing maktab atau hotel tempat jemaah menginap.

“Tenaga kesehatan kita hanya diperbolehkan melakukan pemeriksaan awal, selebihnya harus merujuk ke rumah sakit. Ini menjadi tantangan karena sistem rujukan rumah sakit di Arab Saudi belum sepenuhnya familiar bagi tenaga kesehatan kita,” kata Edy.

“Sebagai gantinya, mereka terpaksa melakukan kunjungan dari pintu ke pintu memeriksa jemaah secara langsung di kamar-kamar. Ini jelas kurang efisien dan memperberat beban tenaga medis,” ucapnya.

Dalam kesempatan itu, Edy juga menyoroti status Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) di Makkah yang tidak mendapatkan izin resmi dari otoritas setempat. Menurutnya, hal itu disebabkan KKHI menggunakan bangunan hotel yang menurut regulasi Arab Saudi tidak memenuhi syarat untuk fasilitas layanan kesehatan.