Saudi Kebut Pembangunan Sistem Air dan Jalan Baru di Mina

HIMPUHNEWS - Kawasan Mina di Mekah kini berubah jadi salah satu lokasi konstruksi paling sibuk di Arab Saudi. Pemerintah Kerajaan tengah berpacu dengan waktu memperkuat infrastruktur dasar—mulai dari jalan, sistem air, hingga drainase—demi memastikan kenyamanan jutaan jamaah haji yang datang setiap tahun.

Pemandangan alat berat, teknisi, dan proyek pengaspalan kini mendominasi wilayah suci itu. Semua dilakukan demi menjaga agar kawasan Mina tetap siap menghadapi lonjakan jamaah pada musim haji mendatang.

Fokus pada Sistem Air dan Drainase

Media lokal AlRiyadh melaporkan, proyek besar yang saat ini tengah berjalan termasuk peningkatan kapasitas jaringan drainase tahap awal yang dijadwalkan rampung dalam lima belas bulan. Program ini merupakan bagian dari Program Jelajah Riyadh yang menyoroti proyek-proyek infrastruktur penting di wilayah Mina.

Selain itu, proyek di Jalan Al-Aziziyah—arteri utama menuju Muzdalifah dan Mina—juga tengah dikebut. Jalan ini melintasi Lingkar Keempat dan berdekatan dengan stasiun kereta api Muzdalifah. Fokus proyek tersebut adalah memperluas kapasitas jaringan pengumpul air limbah agar mampu menampung volume besar selama jam-jam padat pergerakan jamaah.

Pasokan Air Capai 45 Juta Meter Kubik

Data AlRiyadh menyebutkan, selama musim haji 1446 H, jamaah haji mengonsumsi lebih dari 45 juta meter kubik air di wilayah Mekah dan sekitarnya. Puncak aliran harian mencapai satu juta meter kubik, terutama pada hari Arafah dan Idul Adha.
Sebagian besar air digunakan untuk kebutuhan umum, toilet, sistem pendingin tenda, dan jaringan pemadam kebakaran di kawasan Mina.

Perusahaan Air Nasional Arab Saudi menegaskan bahwa pasokan air pada musim haji tahun ini berlangsung nonstop selama 24 jam di seluruh area Masjidil Haram dan lokasi-lokasi suci. Mereka mencatat telah mengolah lebih dari 33,4 juta meter kubik air serta melakukan lebih dari 100 ribu uji laboratorium untuk memastikan kualitasnya.

Pemerintah Saudi juga menekankan pentingnya pembangunan yang berkelanjutan. Seluruh proyek dilakukan tanpa menghentikan layanan kepada jamaah, sambil meminimalkan risiko kebocoran dan menjaga kualitas air tanah serta udara di kawasan suci tersebut.