Saudi Kucurkan Rp77 Miliar untuk Renovasi Masjid King Faisal di Conakry
HIMPUHNEWS - Kerajaan Arab Saudi mengucurkan dana $5 juta atau setara Rp77,4 miliar untuk proses renovasi masjid Masjid King Faisal di ibu kota Guinea, Conakry. Saat ini Masjid telah dibuka kembali setleah penuputap selama beberapa waktu saat proses renovasi berlangsung. Demikian seperti dilaporkan Saudi Press Agency pada hari Senin (18/12).
Sejumlah besar jamaah berkumpul di belakang Syekh Abdullah Al-Juhani, imam Masjidil Haram Makkah, untuk khutbah dan salat Jumat, menandai peresmian masjid tersebut.
Dihadapan para hadirin, Syekh Abdullah mengatakan bahwa masjid tersebut merupakan bagian dari jaringan luas masjid dan pusat Islam yang didirikan oleh Arab Saudi.
Dia menyoroti komitmen Kerajaan Arab Saudi yang tak tergoyahkan dalam membina iman Islam, mendirikan pusat-pusat Islam, dan mempromosikan Islam moderat di seluruh dunia.
Syekh Abdullah juga menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada pemerintahan Presiden Sementara Mamady Doumbouya atas dukungan yang diberikan selama proses renovasi.
Masjid Raja Faisal di Guinea diresmikan pada tahun 1982 oleh mendiang Pangeran Saud Al-Faisal, mantan menteri luar negeri, pada masa pemerintahan mendiang Raja Fahd bin Abdulaziz, menurut laporan SPA.
Masjid ini mendapat perawatan dan perhatian besar dari pemerintahan Raja Salman. Ini adalah salah satu masjid terbesar di Afrika dan dapat menampung lebih dari 12.000 orang.
Baru-baru ini, Kementerian Urusan Islam, Dakwah, dan Bimbingan Saudi mengadakan kursus empat hari di Guinea untuk para imam dan pengkhotbah.
Kursus ini, bersama dengan program lain yang dilaksanakan oleh kementerian di luar Arab Saudi, mencerminkan dedikasi Kerajaan untuk mengabdi pada Islam dan menyoroti prinsip-prinsip agama yang sebenarnya.
Pada bulan September, delegasi dari Guinea mengunjungi Kompleks Raja Fahd untuk Pencetakan Al-Qur'an di Madinah. Sekretaris Jenderal kompleks tersebut Atef Al-Olayan memberi pengarahan kepada delegasi tentang proses pencetakan, penerjemahan, dan distribusi Al-Qur'an kepada umat Islam di seluruh dunia.
Delegasi kemudian mengunjungi fasilitas kompleks tersebut, termasuk jalur produksi, dan mempelajari peralatan dan teknologi terkini yang digunakan untuk mencetak Al-Qur'an.
Mohon untuk memberikan komentar dengan jelas, sopan, dan bijaksana
Segala tulisan di ruang publik dapat meninggalkan jejak digital yang sulit dihilangkan
Segala tulisan yang memberikan sentimen negatif terkait SARA, ujaran kebencian, spamming, promosi, dan berbagai hal yang bersifat provokatif atau melanggar norma dan undang-undang dapat diproses lebih lanjut sesuai undang-undang yang berlaku