Pemerintah Pastikan Ada Peningkatan Signifikan pada Layanan Armuzna, Apa Saja?
HIMPUHNEWS - Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama, Hilman Latief, melakukan monitoring intensif ke kawasan Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna), Minggu (26/5). Hasilnya, sejumlah peningkatan fasilitas pun disorot. Dari tenda yang lebih nyaman hingga toilet bertingkat sudah disiapkan untuk menyambut puncak haji.
"Alhamdulillah hari ini kita melakukan kunjungan kepada salah satu service provider yang menjadi mitra Kementerian Agama yang akan melayani jamaah haji selama puncak haji yaitu di Arafah, Muzdalifah, dan Mina," kata Hilman di Arafah.
Hilman datang bersama rombongan pejabat haji lainnya. Mereka mengecek langsung kesiapan tenda dan berbagai fasilitas yang akan digunakan oleh jemaah, mulai dari kasur, AC, toilet, dapur, hingga sistem kelistrikan.
"Alhamdulillah tadi kita melihat di Arafah itu juga sudah ada toilet-toilet baru yang bertingkat, yang disediakan oleh pemerintah Saudi. Sejumlah fasilitas juga telah diperbaiki, di antaranya listrik sudah tidak banyak yang di luar, sistem AC juga sudah lebih baik. Mudah-mudahan bisa memberikan kenyamanan yang lebih baik pada jemaah," ungkapnya.
Namun Hilman menegaskan, tidak boleh lengah. Ia meminta agar pimpinan syarikah (penyedia layanan) memastikan semua fasilitas tenda dalam kondisi prima. Terutama soal AC dan sistem sanitasi.
Es Krim dan Es Drink untuk Jemaah
Tak hanya soal tenda, syarikah juga dikabarkan menyiapkan layanan inovatif untuk jemaah haji. Di antaranya berupa makanan dan minuman segar selama di Mina.
"Ada yang akan menyiapkan es krim, es drink, dan lainnya. Mereka masih merahasiakannya. Kita tunggu saja, semoga ini meningkatkan kenyamanan bagi jemaah haji," ucap Hilman sambil tersenyum.
Sebagai informasi, tenda-tenda di Armuzna ini memiliki kapasitas antara 270 hingga 350 orang per tenda. Jumlah ini akan dibagi sesuai dengan skema layanan masing-masing syarikah.
Soal Murur, Tanazul, dan Pasangan yang Terpisah
Pada fase Armuzna nanti, sebagian jemaah akan mengikuti skema Murur (melintas tanpa bermalam) dan Tanazul (pulang lebih awal dari Mina). Hilman menegaskan bahwa semua proses pergeseran jemaah tetap dipegang oleh syarikah.
"Syarikah bertanggung jawab terhadap data yang mereka pegang," tegasnya.
Hilman juga menyoroti kasus pasangan atau keluarga jemaah yang terpisah. Ia memastikan persoalan itu sudah dikomunikasikan dengan para CEO syarikah mitra Kemenag.
"Alhamdulillah kita tadi berdiskusi dengan para CEO yang menjadi mitra kita, mereka juga bisa memahami konteks jemaah kita yang sebagian besar masih harus bergabung dengan grupnya, dengan keluarga, ada orang tua dan pendampingnya, kita komunikasikan," jelas Hilman.
"Mudah-mudahan, meskipun pada prinsipnya, nanti semua jemaah akan dilayani pada maktab-maktab atau markaz-markaz tertentu. Kita sudah menyampaikan kepada mereka beberapa kelonggaran untuk bisa memberikan kemudahan pada jemaah," tambahnya.
Jangan Keluar Tenda! Suhu Bisa Capai 50 Derajat
Menjelang puncak haji, suhu ekstrem di kawasan Arafah menjadi perhatian utama. Hilman mengimbau agar jemaah tidak sembarangan keluar tenda kecuali untuk ke toilet.
"Kementerian Haji dan Umrah Kerajaan Saudi Arabia berpesan, bahwa pada saat puncak haji nanti panasnya masih tinggi, dan bahkan lebih tinggi daripada hari ini. Karena itu, jemaah diminta tidak keluar tenda tanpa ada kebutuhan khusus, karena memang kita harapkan jemaah bisa terhindar dari heatstroke, serangan panas, itu berbahaya," bebernya.
PPIH juga akan membagikan jadwal lempar jumrah secara rinci agar jemaah merasa aman dan tidak bingung saat menjalankan ritual.
"Tentu saja ada berbagai modifikasi diupayakan demi keamanan dan keselamatan jemaah," pungkas Hilman.
Turut mendampingi dalam monitoring ini antara lain Direktur Bina Haji Musta’in Ahmad, Ketua PPIH Arab Saudi Muchlis Hanafi, Kepala Biro Humas dan Komunikasi Publik Akhmad Fauzin, Kepala Daker Makkah Ali Machzumi, dan Ketua Tim Monev Saiful Mujab.
Mohon untuk memberikan komentar dengan jelas, sopan, dan bijaksana
Segala tulisan di ruang publik dapat meninggalkan jejak digital yang sulit dihilangkan
Segala tulisan yang memberikan sentimen negatif terkait SARA, ujaran kebencian, spamming, promosi, dan berbagai hal yang bersifat provokatif atau melanggar norma dan undang-undang dapat diproses lebih lanjut sesuai undang-undang yang berlaku