Punya Sejarah Panjang! Keluarga Ini Menjadi Pemegang Kunci Ka'bah Sejak Zaman Nabi SAW
HIMPUHNEWS - Ka'bah, sebagai bangunan paling suci bagi umat Islam, menjadi pusat ibadah dan tujuan utama setiap Muslim yang menjalankan ibadah haji. Setiap tahunnya, jutaan umat Islam berbondong-bondong ke Mekkah untuk melakukan ibadah haji, yang salah satu ritual utamanya adalah tawaf mengelilingi Ka'bah.
Di balik keagungan Ka'bah yang berdiri kokoh ini, terdapat sejarah panjang mengenai pemegang kunci Ka'bah yang telah diwariskan secara turun-temurun.
Pada awalnya, kunci Ka'bah dipegang oleh keluarga Quraish. Ka'bah sendiri merupakan bangunan yang sangat penting dalam sejarah Islam, bahkan sebelum kedatangan Nabi Muhammad SAW. Sebelum Islam datang, Ka'bah merupakan tempat penyembahan berbagai berhala oleh masyarakat Arab. Kunci Ka'bah saat itu dipegang oleh seorang tokoh yang sangat dihormati, yaitu Utsman bin Talhah, dari keluarga Bani Abd al-Dar, yang merupakan salah satu cabang dari suku Quraish.
Keluarga Bani Abd al-Dar
Pada masa jahiliyah (sebelum Islam), suku Quraish memiliki tanggung jawab untuk menjaga Ka'bah, termasuk memegang kunci dan memastikan bahwa tidak ada yang memasuki Ka'bah tanpa izin. Tugas ini diberikan kepada keluarga Bani Abd al-Dar, cabang dari suku Quraish yang memiliki kehormatan dan tanggung jawab menjaga dan membuka pintu Ka'bah.
Saat itu, kunci Ka'bah disimpan dalam sebuah kotak khusus dan hanya diberikan kepada pihak yang dipercayai untuk membukanya. Kepercayaan ini sangat besar, mengingat pentingnya Ka'bah sebagai pusat ibadah umat Islam, yang juga menjadi tempat pertemuan bagi suku-suku Arab.
Kunci Ka'bah di Masa Islam (Peran Nabi Muhammad SAW)
Setelah Nabi Muhammad SAW melakukan pembukaan kota Mekkah pada tahun 630 M (8 Hijriah), beliau memutuskan untuk mengembalikan kehormatan Ka'bah kepada keluarga yang berhak memegang kunci tersebut. Ketika Nabi Muhammad SAW memasuki Ka'bah, beliau memerintahkan agar kunci Ka'bah diberikan kembali kepada keluarga Bani Abd al-Dar, karena mereka adalah yang pertama kali memegang kunci tersebut.
Namun, terdapat sebuah momen penting dalam sejarah Islam terkait kunci Ka'bah. Pada saat itu, setelah penaklukan Mekkah, Nabi Muhammad SAW memberikan amanat kepada Utsman bin Talhah dari keluarga Bani Abd al-Dar untuk memegang kunci Ka'bah. Nabi Muhammad SAW berkata:
“خذوها يا بني طلحة تالدة خالدة، لا ينزعها منكم إلا ظالم.”
“Ambillah ini, wahai Bani Talhah, untuk selama-lamanya hingga hari kiamat. Tidak ada yang boleh mengambilnya darimu kecuali orang zalim.” (HR. al-Tabarani dan al-Hakim, dihasankan oleh Syaikh Syu’aib Al-Arnauth)
Dengan demikian, kunci Ka'bah tetap berada dalam keluarga Bani Abd al-Dar bahkan setelah Islam datang.
Setelah masa Nabi Muhammad SAW, pemerintahan atas Mekkah dan Ka'bah beralih kepada khalifah yang memimpin umat Islam. Pada masa kekhalifahan Bani Umayyah, Bani Abd al-Dar masih mempertahankan peran mereka sebagai pemegang kunci Ka'bah. Meskipun demikian, selama masa Bani Abbasiyah dan selanjutnya, kadang-kadang kekuasaan atas Ka'bah diambil alih oleh kekhalifahan untuk mengatur urusan-urusan yang lebih besar, namun keluarga Bani Abd al-Dar tetap berperan dalam hal menjaga kunci Ka'bah.
Peran Keluarga Al-Shaibi (Al Shaybah)
Salah satu keluarga yang masih memegang kunci Ka'bah hingga saat ini adalah keluarga Al-Shaibi, keturunan dari Utsman bin Talhah. Pada masa Bani Abbasiyah, keluarga Bani Abd al-Dar akhirnya bergabung dengan keluarga Al-Shaibi, dan sejak itu, keluarga Al-Shaibi menjadi garis keturunan yang terus memegang kunci Ka'bah.
Pemegang kunci Ka'bah saat ini adalah anggota keluarga Al-Shaibi yang ditunjuk berdasarkan garis keturunan dan tanggung jawab keluarga. Pada masa pemerintahan Arab Saudi, keluarga Al-Shaibi terus dipercaya untuk memegang kunci Ka'bah, meskipun administrasi dan pengelolaan Ka'bah kini berada di bawah pengawasan kerajaan Saudi.
Tugas dan Tanggung Jawab Pemegang Kunci Ka'bah
Pemegang kunci Ka'bah memiliki tanggung jawab besar yang meliputi:
-
Memastikan Keamanan dan Kebersihan Ka'bah: Pemegang kunci bertanggung jawab untuk memastikan bahwa Ka'bah selalu dalam keadaan aman, bersih, dan terjaga dari segala bentuk gangguan.
-
Membuka dan Menutup Pintu Ka'bah: Setiap kali ada acara tertentu yang memerlukan pembukaan pintu Ka'bah, pemegang kunci akan melaksanakan tugas ini, yang hanya dilakukan pada waktu-waktu tertentu atau dalam keadaan-keadaan tertentu saja.
-
Memelihara Keaslian Kunci: Pemegang kunci Ka'bah harus menjaga keaslian kunci dan tidak boleh sembarangan memberikan atau menyerahkan kunci kepada pihak lain.
-
Menyaksikan dan Memimpin Ritual Khusus: Pemegang kunci juga bertugas untuk hadir dalam berbagai acara keagamaan dan membantu para jamaah haji yang ingin masuk ke dalam Ka'bah untuk tujuan ibadah tertentu.
Pemegang Kunci Ka'bah di Era Modern
Di era modern, meskipun pengelolaan Ka'bah telah beralih ke pemerintah Arab Saudi, keluarga Al-Shaibi masih diakui sebagai pemegang kunci Ka'bah. Pada setiap kesempatan, mereka memiliki peran penting dalam menjaga dan membuka pintu Ka'bah, terutama ketika ada acara-acara besar seperti haji atau umrah. Bahkan, setiap tahun, para pemegang kunci Ka'bah melakukan upacara ritual tertentu, di mana mereka membuka pintu Ka'bah dan memimpin doa-doa khusus.
Mohon untuk memberikan komentar dengan jelas, sopan, dan bijaksana
Segala tulisan di ruang publik dapat meninggalkan jejak digital yang sulit dihilangkan
Segala tulisan yang memberikan sentimen negatif terkait SARA, ujaran kebencian, spamming, promosi, dan berbagai hal yang bersifat provokatif atau melanggar norma dan undang-undang dapat diproses lebih lanjut sesuai undang-undang yang berlaku