DPR Nilai Ketimpangan Komunikasi Petugas Haji Dengan Mitra Lokal Menjadi Persoalan Mendasar
HIMPUHNEWS — Timwas Haji DPR RI (Timwas Haji) menyoroti persoalan ketimpangan komunikasi di lapangan yang dialami oleh petugas haji, terutama banyak dari ketua kloter yang tidak punya kemampuan bahasa Arab, sementara mitra lokal banyak yang tidak paham bahasa Inggris atau Indonesia.
Selly Andriany Gantina salah seorang anggota Timwas Haji, menilai hal itu sebagai salah satu akar persoalan terhadap kualitas layanan dan keselamatan jemaah haji Indonesia selama pelaksanaan ibadah haji.
“Ketimpangan komunikasi ini berbahaya. Banyak ketua kloter bahkan tidak menguasai teknologi dasar, apalagi bahasa Arab. Padahal mereka yang diandalkan untuk menyampaikan informasi vital ke jemaah,” ucap Selly dalam diskusi publik "Strategi Timwas Haji Menaikkan Standar Layanan dan Keselamatan Jemaah”yang digelar di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (5/6/2025).
Selly menilai lemahnya kompetensi dasar komunikasi ini bukan hanya memperlambat arus informasi, tetapi juga berpotensi mengancam keselamatan jemaah, terutama dalam kondisi darurat atau saat penyesuaian prosedur dari otoritas Saudi diperlukan secara cepat dan tepat.
Sebagai solusi, Dia mendorong reformasi menyeluruh dalam sistem rekrutmen dan pelatihan petugas haji. Pelatihan yang selama ini hanya berdurasi 5 hingga 10 hari dinilai jauh dari memadai.
“Ke depan petugas harus disiapkan melalui diklat yang layak, minimal satu hingga dua bulan. Bukan hanya mengasah teknis, tapi juga penguasaan bahasa dan budaya Arab Saudi,” pungkasnya.
Mohon untuk memberikan komentar dengan jelas, sopan, dan bijaksana
Segala tulisan di ruang publik dapat meninggalkan jejak digital yang sulit dihilangkan
Segala tulisan yang memberikan sentimen negatif terkait SARA, ujaran kebencian, spamming, promosi, dan berbagai hal yang bersifat provokatif atau melanggar norma dan undang-undang dapat diproses lebih lanjut sesuai undang-undang yang berlaku