Travel Novavil Buka Suara Soal Laporan Penelantaran Jemaah Umrah
HIMPUHNEWS - PT Novavil Mutiara Utama akhirnya angkat bicara soal laporan dugaan penipuan dan penggelapan yang dilayangkan belasan calon jemaah umrah asal Halmahera Timur ke Polda Maluku Utara (Malut). Pihak travel menegaskan kabar penelantaran tidak benar.
Sebelumnya, sebanyak 17 jemaah didampingi tim penasihat hukum Yayasan Lembaga Bantuan Hukum (YLBH) Malut resmi melapor pada Selasa (16/9/2025). Mereka mengaku gagal berangkat ke tanah suci meski sudah menyetor biaya hingga puluhan juta rupiah.
“Para calon jamaah telah menyetor biaya umroh sebesar Rp30,9 juta per orang. Dari jumlah itu, dibayarkan di awal, kemudian ditambah Rp2 juta untuk booking seat. Namun sesampainya di Jakarta, pihak travel kembali meminta biaya tambahan untuk tiket Jakarta–Jeddah sebesar Rp10 juta. Dan itu sudah diberikan, tapi tak ada kejelasan untuk berangkat, hingga para calon jemaah balik ke Ternate menggunakan uang pribadi,” kata Ketua tim PH, M. Bahtiar Husni.
Bantahan Pihak Travel
Direktur PT Novavil Mutiara Utama, Mustafa Yasin, menyebut tudingan tersebut tidak sesuai fakta. Menurutnya, kepulangan sejumlah calon jemaah ke Ternate murni inisiatif pribadi, bukan arahan dari pihak travel.
“Jadi saya tegaskan mereka ini pulang inisiatif sendiri bukan kesepakatan Travel,” ujarnya dikutip dari RRI, Kamis (18/9/2025).
Mustafa menambahkan, total calon jemaah umrah yang terdaftar sebanyak 31 orang, mayoritas asal Ternate, dan sebagian tetap berangkat sesuai jadwal. Ia juga menampik kabar adanya pungutan biaya tambahan Rp10 juta. “Soal biaya tambahan Rp10 juta itu tidak benar, semua bukti jelas ada,” tegasnya.
Kendala Teknis Visa
Mustafa menjelaskan, masalah sebenarnya berawal dari regulasi baru Arab Saudi terkait sistem penerbitan visa. Platform resmi kini mewajibkan pembayaran penuh untuk hotel, tiket, dan makan sebelum visa bisa keluar.
Akibat aturan ini, kloter Sofifi yang dijadwalkan berangkat 5 Agustus 2025 mengalami empat kali penundaan. “Kami rugi pembelian tiket hingga Rp3,5 juta per jamaah, ditambah hotel hangus,” ujarnya.
Imbas keterlambatan tersebut menjalar ke kloter Halmahera Timur yang juga harus menunda keberangkatan. Meski begitu, Mustafa menegaskan perusahaan tetap berkomitmen memberangkatkan jemaah sesuai prosedur.
PT Novavil Mutiara Utama, kata Mustafa, setiap tahun menjalankan program Umrah Gemilang. Pada 2024, program itu mencatat keberangkatan 850 jemaah secara nasional, termasuk 500 dari Maluku Utara. Namun 250 jemaah sempat tertunda, sebagian besar sudah diberangkatkan secara bertahap.
“Sudah ada penjelasan resmi, perusahaan tetap berusaha memberangkatkan jamaah sesuai prosedur dan aturan,” ucap Mustafa.
Mohon untuk memberikan komentar dengan jelas, sopan, dan bijaksana
Segala tulisan di ruang publik dapat meninggalkan jejak digital yang sulit dihilangkan
Segala tulisan yang memberikan sentimen negatif terkait SARA, ujaran kebencian, spamming, promosi, dan berbagai hal yang bersifat provokatif atau melanggar norma dan undang-undang dapat diproses lebih lanjut sesuai undang-undang yang berlaku