himpuh.or.id

Kisah Raja Abrahah Bangun Al-Qullais untuk Saingi Ka'bah, Namun Malah Berakhir Tragis

Kategori : Berita, Topik Hangat, Ditulis pada : 26 September 2025, 10:49:01

 

8GyiDWFCP1.pngHIMPUHNEWS – Ambisi besar pernah dimiliki Raja Abrahah dari Yaman. Ia ingin membangun sebuah bangunan suci yang mampu menandingi kemegahan Ka'bah di Makkah. Dari ambisi itu lahirlah Al-Qullais, sebuah katedral megah di Kota San’a, namun upayanya berakhir sia-sia.

Abrahah merasa iri dengan perkembangan ekonomi Makkah yang kala itu ramai karena kehadiran Ka'bah. Para peziarah dari berbagai penjuru Arab datang ke kota itu, membawa perdagangan dan keuntungan besar. Sementara kuil-kuil di wilayahnya tak mampu menyaingi popularitas Baitullah.

Kesal dengan kondisi itu, Abrahah memerintahkan arsitek terbaik untuk mendirikan sebuah rumah ibadah luar biasa. Hasilnya, Al-Qullais berdiri megah dengan pintu berlapis emas, lantai dari perak, dan pondasi kayu cendana. Bangunan itu bahkan disebut-sebut tak ada tandingannya di masa itu.

Dalam suratnya kepada Raja Najasyi di Habsyah, Abrahah menulis: "Sesungguhnya aku telah membangun sebuah gereja yang megah untukmu wahai raja. Begitu megahnya, sama sekali tidak pernah ada sebelumnya bangunan sepertinya. Tidak sampai di sini saja usahaku, karena aku akan terus mengalihkan perhatian manusia dari Ka'bah ke gereja yang kubangun."

Rencana Gagal, Amarah Memuncak

Meski begitu, tujuan Abrahah tak tercapai. Orang-orang Arab tetap setia ke Ka'bah, bahkan mengejek Al-Qullais. Kabar hinaan itu membuat sang raja murka dan bersumpah untuk menghancurkan Ka'bah.

Ia memimpin pasukan besar dengan gajah perang menuju Makkah. Di tengah perjalanan, harta milik warga Quraisy dirampas, termasuk 200 unta milik Abdul Muthalib, kakek Rasulullah SAW.

Namun Abdul Muthalib tetap tenang. Ia hanya meminta untanya dikembalikan dan berkata kepada Abrahah: "Demi Allah, kami tak ingin berperang dan kami tak punya kekuatan untuk melawan kalian. Akan tetapi, jika Abrahah ingin menghancurkan Baitullah, lakukan sesuka hati. Namun, aku yakin, Allah tak akan membiarkan rumah-Nya dihancurkan."

Pasukan Gajah Lumpuh di Depan Ka'bah

Begitu mendekati Makkah, hal aneh terjadi. Gajah-gajah Abrahah menolak melangkah menuju Ka'bah. Pasukan mencoba memukul dan memaksa mereka, tapi binatang itu tetap berbalik arah.

Tak lama, rombongan burung ababil datang membawa batu panas. Batu-batu itu dijatuhkan ke arah pasukan Abrahah hingga mereka binasa. Tentara panik berhamburan mencari perlindungan, namun tak ada yang selamat.

Dalam Tafsir Jalalin disebutkan, bahwa setiap kerikil yang dibawa oleh burung itu sudah tertulis nama orang yang akan dijatuhi kerikil tersebut. Dengan dahsyatnya, kerikil itu mampu merobek tameng baja, menembuh daging manusia dan gajah-gajah tersebut.

Sementara dalam sebuah tafsir dikatakan, burung-burung itu membawa penyakit cacar, sehingga menyebabkan para tentara Abrahah tewas akibat menderita bisul yang sangat panas. Serangan burung ababil itu menyebabkan para tentara gajah lari kocar-kacir dan banyak yang terjungkal terkapar mati.

Dengan sisa-sisa tentara yang ada, Abrahah kembali pulang ke negerinya dengan menanggung rasa malu dan kejengkelan hati. Namun sampai di San'ak, Abrahah disebutkan meninggal.

Rencana Abrahah untuk menghancurkan Ka'bah dengan pasukan gajahnya gagal total. Perkataan Abdul Muthallib kepada Abrahah terbukti benar, bahwa Ka'bah adalah milik Allah yang akan dilindungi-Nya dari siapa pun yang hendak menghancurkannya. Abrahah tidak menyadari bahwa Ka'bah adalah Baitullah (rumah Allah) yang disucikan sejak zaman Nabi Adam dan tidak pernah ada yang mampu menghancurkannya.

Peristiwa itu dikenal sebagai Kisah Ashabul Fil (Pasukan Gajah). Ka'bah tetap kokoh dan dilindungi Allah SWT. Kisah ini pun diabadikan dalam surah Al-Fil dalam Al-Qur’an, sebagai bukti kuasa Allah menjaga rumah suci-Nya.

messenger icon
messenger icon Chat Dengan Kami
built with : https://erahajj.co.id