Arab Saudi Bangun Kereta Gantung ke Gua Hira, Akses Ziarah Kini Lebih Mudah
HIMPUHNEWS — Mendaki ke Gua Hira di Jabal Al-Nur selama ini menjadi pengalaman spiritual yang penuh makna bagi para peziarah. Namun, bagi sebagian orang—terutama lansia dan penyandang disabilitas—jalur terjal menuju tempat Nabi Muhammad SAW menerima wahyu pertama sering kali menjadi tantangan besar.
Kini, Arab Saudi sedang membangun sistem kereta gantung (cable car) menuju puncak Jabal Al-Nur. Proyek ambisius ini diharapkan mulai beroperasi pada tahun 2025, dan menjadi bagian dari Hira Cultural District Development Project, sebuah kawasan budaya yang dirancang untuk memperkaya pengalaman haji dan umrah.
Perjalanan Spiritual yang Lebih Ramah dan Inklusif
Proyek kereta gantung ini bertujuan untuk mempermudah akses menuju Gua Hira tanpa menghilangkan nilai spiritual dari perjalanan tersebut. Jalur pendakian tradisional tetap akan dibuka bagi jamaah yang ingin menapaki jalan lama, sementara kereta gantung menjadi alternatif bagi mereka yang tak mampu menempuh pendakian hingga tiga jam.
Pemerintah Saudi menegaskan bahwa inisiatif ini bukan sekadar proyek wisata, melainkan upaya menghadirkan kesetaraan dalam ibadah. Para lansia, penyandang disabilitas, dan keluarga dengan anak-anak kini bisa menikmati perjalanan spiritual tanpa hambatan fisik yang berat.
Dengan desain futuristik dan teknologi ramah lingkungan, kereta gantung Jabal Al-Nur akan memiliki beberapa stasiun yang tersebar di lereng gunung, meminimalkan dampak terhadap alam dan situs bersejarah.
Setiap gondola akan dilengkapi sistem keselamatan mutakhir dan pendingin udara, memastikan kenyamanan para penumpang. Sementara itu, material konstruksi dirancang agar menyatu dengan lanskap bebatuan gunung—menjaga kesakralan kawasan yang menjadi tempat turunnya wahyu pertama kepada Nabi Muhammad SAW.
Lebih dari Sekadar Transportasi
Proyek ini bukan berdiri sendiri. Ia merupakan bagian dari pembangunan kawasan budaya Hira (Hira Cultural District) yang mencakup pembangunan tiga museum baru, serta pengembangan Mount Thawr Cultural District di sekitar Jabal Omar.
Nantinya, para peziarah bisa tidak hanya berziarah ke Gua Hira, tetapi juga menikmati pengalaman edukatif dan spiritual di pusat kebudayaan yang menggambarkan sejarah dakwah Islam dan perjalanan kenabian.
“Proyek ini menjadi simbol harmoni antara inovasi dan penghormatan terhadap tradisi. Modernisasi dilakukan tanpa mengurangi nilai spiritual dan sejarah yang terkandung di Gua Hira,” ujar salah satu pejabat pengelola kawasan Hira Cultural District.
Teknologi Canggih di Tanah Suci
Inovasi transportasi keagamaan bukan hal baru di Arab Saudi. Pada musim haji 2024 lalu, negara ini bahkan telah menguji coba taksi udara tanpa awak (self-driving air taxi) — menjadikannya negara pertama di dunia yang mendapat izin resmi untuk layanan udara otomatis tersebut.
Kendaraan listrik ramah lingkungan ini digunakan untuk mengangkut jamaah antara Makkah dan Madinah, mendukung Saudi Vision 2030 yang menekankan transformasi digital, efisiensi energi, dan keberlanjutan.
Kereta gantung Gua Hira menjadi kelanjutan dari visi yang sama — menghadirkan fasilitas cerdas bagi jamaah dengan tetap menjaga kesucian situs-situs Islam.
Tradisi Tak Hilang, Akses Kian Luas
Pemerintah Saudi menegaskan bahwa kereta gantung ini bersifat opsional, bukan pengganti ritual mendaki yang sudah menjadi tradisi. Jalur lama tetap akan dibuka bagi mereka yang ingin merasakan perjalanan spiritual secara penuh.
Dengan proyek ini, akses menuju Gua Hira kini menjadi simbol keseimbangan antara modernitas dan tradisi — memudahkan umat tanpa menghilangkan makna pengorbanan dalam perjalanan spiritual.
Sebagaimana diungkapkan dalam pernyataan resmi proyek tersebut, “Kereta gantung ini adalah perpaduan antara inovasi dan penghormatan. Ia memastikan bahwa perjalanan menuju Gua Hira tetap menjadi pengalaman rohani yang berharga, kini dan di masa depan.”
Mohon untuk memberikan komentar dengan jelas, sopan, dan bijaksana
Segala tulisan di ruang publik dapat meninggalkan jejak digital yang sulit dihilangkan
Segala tulisan yang memberikan sentimen negatif terkait SARA, ujaran kebencian, spamming, promosi, dan berbagai hal yang bersifat provokatif atau melanggar norma dan undang-undang dapat diproses lebih lanjut sesuai undang-undang yang berlaku