Modern dan Efisien, Embarkasi Haji DIY Jadi Yang Pertama Gunakan Konsep Hotel di Indonesia

HIMPUHNEWS - Yogyakarta kembali menorehkan sejarah baru dalam penyelenggaraan ibadah haji. Untuk pertama kalinya di Indonesia, Embarkasi Haji Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) akan menggunakan konsep penginapan berbasis hotel bagi para jemaah.
Kabar ini dipastikan setelah keluarnya Keputusan Menteri Haji dan Umrah RI Nomor 11 Tahun 2025 yang menetapkan DIY sebagai bandara embarkasi dan debarkasi haji resmi.
“Kami menerima salinan keputusan tersebut secara resmi hari ini,” ujar Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama DIY, Ahmad Bahiej, Rabu (5/11/2025).
Penetapan ini ternyata bertepatan dengan Hari Santri Nasional, tepatnya pada 22 Oktober 2025. Bahiej menyebut momen itu sebagai hadiah istimewa untuk masyarakat Yogyakarta.
“Ini menjadi kado istimewa bagi santri dan masyarakat DIY,” ujarnya.
Tak hanya simbolis, posisi Yogyakarta dalam daftar embarkasi nasional juga punya makna khusus. Embarkasi ini ditempatkan di urutan ke-9 dengan kode huruf “i”, yang oleh Bahiej dimaknai sebagai lambang Walisongo dan kata ‘istimewa’ yang lekat dengan DIY.
Jangkau DIY dan Kedu
Mulai Musim Haji 2026, Embarkasi Haji Yogyakarta akan melayani calon jemaah dari wilayah DIY (plat AB)—meliputi Kota Yogyakarta, Bantul, Kulon Progo, Gunungkidul, dan Sleman—serta sebagian Jawa Tengah (plat AA), yakni eks-Karesidenan Kedu seperti Magelang, Purworejo, Kebumen, Temanggung, dan Wonosobo.
“Wilayah ini juga dikenal sebagai daerah perjuangan Pangeran Diponegoro dalam Perang Jawa 1825–1830,” kata Bahiej.
Jumlah calon jemaah dari wilayah tersebut diperkirakan lebih dari 9.000 orang per tahun. Adapun Banyumas Raya (plat R) masih disiapkan bergabung pada 2027, menunggu kesiapan SDM dan infrastruktur.
Terobosan terbesar justru datang dari konsep barunya: tidak ada lagi asrama haji tradisional. Seluruh jemaah akan menginap di hotel-hotel sekitar Bandara Yogyakarta International Airport (YIA) sebelum berangkat maupun saat tiba kembali di tanah air.
“Embarkasi haji berbasis hotel ini merupakan model pertama di Indonesia. Konsep ini menjadi role model dan dapat mempercepat proses pemberangkatan serta pemulangan jemaah,” tegas Bahiej, yang sebelumnya menjabat Kepala Biro Hukum dan Kerja Sama Luar Negeri Setjen Kemenag RI.
Dorong Ekonomi Kulon Progo
Bahiej juga menyampaikan apresiasi kepada Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Pemerintah DIY, Pemkab Kulon Progo, dan berbagai pihak lain—mulai dari otoritas bandara hingga DPR RI—yang ikut mendukung proyek besar ini.
“Penetapan Embarkasi Yogyakarta ini diharapkan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan di Kulon Progo melalui penguatan ekosistem haji yang berkelanjutan,” tuturnya.
Bandara YIA sendiri sudah memenuhi standar penerbangan internasional dan bisa melayani pesawat Boeing 777berbadan lebar berkapasitas sekitar 450 penumpang. Artinya, jemaah asal Yogyakarta bisa langsung terbang ke Jeddah atau Madinah tanpa transit.
Dengan konsep baru ini, proses keberangkatan dan pemulangan jemaah dipastikan lebih efisien—dan pengalaman berhaji pun akan terasa lebih nyaman dan berkelas.
Mohon untuk memberikan komentar dengan jelas, sopan, dan bijaksana
Segala tulisan di ruang publik dapat meninggalkan jejak digital yang sulit dihilangkan
Segala tulisan yang memberikan sentimen negatif terkait SARA, ujaran kebencian, spamming, promosi, dan berbagai hal yang bersifat provokatif atau melanggar norma dan undang-undang dapat diproses lebih lanjut sesuai undang-undang yang berlaku
