himpuh.or.id

Maskapai Timur Tengah Diprediksi Bakal Hadapi Krisis Pilot pada 2030

Kategori : Berita, Topik Hangat, Ditulis pada : 06 November 2025, 11:36:35

WhatsApp Image 2025-11-06 at 11.36.15.jpeg

HIMPUHNEWS - Industri penerbangan di kawasan Timur Tengah tengah bersiap menghadapi krisis besar kekurangan pilot seiring ekspansi armada besar-besaran selama satu dekade ke depan.

Laporan terbaru konsultan global Oliver Wyman memprediksi bahwa maskapai di wilayah ini akan mengalami defisit lebih dari 10.300 pilot pada tahun 2030, menjadikannya satu-satunya kawasan di dunia di mana permintaan pilot jauh melampaui pasokan hingga akhir dekade ini.

Berbeda dengan Amerika Utara dan Eropa yang mulai menstabilkan ketersediaan tenaga penerbang, Timur Tengah justru berada di fase perekrutan agresif. Ekspansi jaringan penerbangan jarak jauh, pesanan pesawat dalam jumlah rekor, serta munculnya hub-hub baru di kawasan Teluk membuat kebutuhan pilot melonjak tajam.

Selama ini, banyak maskapai di kawasan Teluk — seperti Emirates, Qatar Airways, Etihad, dan flydubai — mengandalkan tenaga pilot asing. Tren ini diperkirakan akan terus berlanjut.

Maskapai Teluk dikenal menawarkan paket gaji bebas pajak, fasilitas mewah, dan kesempatan cepat menerbangkan pesawat berbadan lebar seperti Airbus A350 atau Boeing 777. Hal ini membuat kawasan Timur Tengah menjadi magnet bagi pilot dari pasar lain yang memiliki kelebihan tenaga kerja.

Namun laporan Oliver Wyman menilai, persaingan ini akan semakin ketat karena setiap maskapai berupaya menarik talenta terbaik dengan tawaran insentif yang lebih menarik.

Menariknya, studi tersebut juga mencatat adanya perubahan pola pikir generasi muda pilot. Jika dulu kenaikan pangkat cepat menjadi prioritas, kini banyak pilot lebih memilih stabilitas tempat kerja, jadwal teratur, dan keseimbangan hidup.

Perubahan ini menantang model karier tradisional maskapai, memaksa perusahaan untuk menyusun ulang struktur insentif dan memberikan fleksibilitas lebih besar dalam sistem kerja.

Di sisi lain, biaya tenaga kerja penerbangan meningkat lebih cepat daripada pendapatan maskapai, karena meningkatnya tuntutan gaji dan aturan kerja yang lebih fleksibel.

Khusus di Uni Emirat Arab (UEA), lonjakan permintaan pilot diprediksi sangat tinggi. Akademi penerbangan di Dubai dan Abu Dhabi akan menghadapi lonjakan pendaftar dan daftar tunggu seiring upaya maskapai membangun jalur pelatihan domestik dan mengurangi ketergantungan pada rekrutmen luar negeri.

Pemerintah dan industri penerbangan diperkirakan akan memperluas program beasiswa dan jalur kadet, termasuk dukungan pembiayaan serta penempatan kerja pasca pelatihan bagi warga lokal dan penduduk jangka panjang.

Selain itu, paket kompensasi diperkirakan meningkat, dengan fokus pada jadwal kerja yang lebih manusiawi dan jaminan kestabilan lokasi kerja untuk mempertahankan pilot berpengalaman.

Teknologi pelatihan juga akan berkembang pesat. AI, VR, dan pembelajaran berbasis data akan menjadi standar baru di akademi penerbangan, mempercepat proses sertifikasi dan memperluas akses bagi calon pilot masa depan.

Ekspansi Bandara Internasional Al Maktoum serta pesanan pesawat baru dari maskapai UEA memastikan rekrutmen besar-besaran tidak hanya untuk pilot, tetapi juga untuk instruktur, insinyur, dan staf keselamatan penerbangan hingga setelah 2030.

 

messenger icon
messenger icon Chat Dengan Kami
built with : https://erahajj.co.id