Tambah Kuota Haji 1 Persen Bisa Kurangi Masa Tunggu 10 Tahun
Pimpinan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI) bertemu dengan Raja Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz Al-Saud di komplek Kerajaan Arab Saudi pada Senin (23/12).
IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Besarnya minat umat muslim Indonesia untuk melaksanakan ibadah haji memicu antrean yang panjang, bahkan kini mencapai 20 tahun lamanya. Terkait hal tersebut, pimpinan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI) bertemu dengan Raja Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz Al-Saud di komplek Kerajaan Arab Saudi pada Senin (23/12).
Pertemuan dihadiri oleh Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo, Wakil Ketua MPR RI, Ahmad Muzani, Hidayat Nur Wahid, Syarif Hasan, Zulkifli Hasan, Asrul Sani, Jazilul Fawaid, Fadel Muhammad, Nusron Wahid, Darul Siska, Idris Lalena dan Duta Besar RI untuk Arab Saudi Agus Maftuh Abegebriel itu
Dalam pertemuan tersebut, Wakil Ketua MPR RI, Ahmad Muzani menyampaikan pihaknya meminta tambahan kuota haji jamaah Indonesia sebesar satu persen. Sehingga apabila disetujui, kuota jamaah haji Indonesia akan meningkat, yakni dari semula sebanyak 231 ribu orang menjadi 250 ribu orang.
"Alhamdulillah permintaan kami diterima dengan baik, pihak kerajaan mempertimbangkan permintaan tersebut," ungkap Ahmad Muzani dalam siaran tertulis pada Selasa (24/12).
Selain itu, Raja Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz Al-Saud atau akrab dikenal Raja Salman itu diungkapkannya berjanji akan meningkatkan pelayanan haji dan umroh. Peningkatan pelayanan khususnya akan diberikan kepada jemaah haji Indonesia.
"Kerajaan Saudi Arabia berjanji akan meningkatkan pelayanan haji dan umroh kepada warga negara Indonesia yang melaksanakan haji dan umroh. Tentunya ini sangat baik," ungkapnya.
Perhatian Raja Salman terhadap jemaah haji Indonesia diungkapkan Ahmad Muzani karena menimbang Arab Saudi merupakan mitra strategis. Bukan hanya sebatas urusan haji ataupun ekonomi dan politik, tetapi juga menyangkut aspek sosial dan budaya.
Hal tersebut dikarenakan banyak tokoh Islam Indonesia dari beragam latar belakang organisasi, seperti Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah, Al Irsyad dan lainnya, menimba ilmu di Arab Saudi. Bahkan tercatat, terdapat sebanyak tiga orang ulama besar Indonesia yang pernah menjadi Imam di Masjidil Haram.
Ulama tersebut antara lain, Syeikh Junaid Al Batawi, Imam Nawawi Al Bantani, dan Syikh Ahmad Khatib Al Minangkabawi. "Ini menandakan begitu dekatnya hubungan antara Indonesia dengan Arab Saudi," jelasnya.
Intimnya hubungan antara Indonesia dengan Arab Saudi dibuktikan dari kunjungan Raja Salman ke Indonesia beberapa waktu lalu. Bahkan ketika itu Raja Salman menyampaikan sambutan dalam sidang Paripurna.
"Kami berharap kerjasama yang sudah terjalin sangat intim ini dapat mengurangi masa tunggu jemaah haji, minimal sepuluh tahun nantinya," tutupnya.
Mohon untuk memberikan komentar dengan jelas, sopan, dan bijaksana
Segala tulisan di ruang publik dapat meninggalkan jejak digital yang sulit dihilangkan
Segala tulisan yang memberikan sentimen negatif terkait SARA, ujaran kebencian, spamming, promosi, dan berbagai hal yang bersifat provokatif atau melanggar norma dan undang-undang dapat diproses lebih lanjut sesuai undang-undang yang berlaku