Masjid Al Aqsa Tetap Aman Dikunjungi Meski Terjadi Eskalasi di Gaza, Simak Fakta-fakta Ini
HIMPUHNEWS - CEO Satriani Wisata, Edy Hamdi Syathiri menegaskan bahwa Masjid Al Aqsa sampai saat ini masih terbuka dan aman dikunjungi oleh turis mancanegara, termasuk umat muslim Indonesia.
Beredarnya informasi terkait penutupan akses masuk bagi umat muslim ke Masjid Al Aqsa oleh Polisi Israel tidak benar dan tidak ada kaitannya dengan eskalasi yang terjadi di Gaza.
Menurut pria yang sudah sejak tahun 1994 menggeluti industri perjalanan wisata Masjid Aqsa itu, memang ada beberapa ketentuan pembatasan yang belum banyak diketahui publik Tanah Air.
Hamdi mengatakan, bahwa Yerussalem terbagi dua, Yerussalem Timur dan Kota Tua. Bagi warga Yarussalem Timur berusia di bawah 55 tahun memang tidak diperbolehkan masuk ke Masjid Al Aqsa.
Sementara warga Yerusallem yang bermukim di Kota Tua diberi kebebasan masuk ke Masjid Al Aqsa.
Berbeda lagi untuk mereka yang bermukim di wilayah Tepi Barat. Bagi mereka tidak diizinkan masuk ke Yerussalem Timur.
"Jadi kalau ada informasi umat muslim dilarang masuk ke Masjid Al Aqsa, itu mungkin berlaku bagi warga Yerussalem Timur yang berusia di bawah 55 tahun," terang Hamdi kepada Himpuhnews, Rabu (25/10/2023).
Hamdi menyayangkan beberapa umat muslim Indonesia mengurungkan niatnya berziarah ke Masjid Al Aqsa lantaran terkontaminasi informasi tidak valid, bahwa eskalasi di Gaza berdampak hingga ke Masjid Al Aqsa.
"Antara Gaza dan Yerussalam itu jaraknya sekitar 90 kilometer. Kemudian Gaza itu bagian dari Palestina, berbeda dengan Yerussalam adalah wilayah yang dihuni warga dari berbagai agama, Islam, Yahudi, Nasrani, dan Armenia. Jadi mustahil Masjid Al Aqsa yang ada di Yarussalam baik di barat maupun di timur dibombardir. Karena hal itu bisa memicu gejolak dunia," papar Hamdi.
Ia justru mendorong agar umat muslim Indonesia mencita-citakan dalam dirinya untuk berziarah ke Masjid Al Aqsa, karena dengan begitu, umat muslim Indonesia dapat secara langsung memotivasi muslim Palestina bahwa mereka tidak sendiri, muslim Indonesia dan Palestina saling terikat.
"Kemudian dengan ziarah ke Masjid Al Aqsa kita bisa menolong mereka secara ekonomi, kunjungan kita ke Yerussalam membantu perputaran ekonomi muslim Palestina," tukas Hamdi.
Berdasarkan informasi langsung yang ia terima dari penduduk setempat, Hamdi menyebut bahwa eskalasi di Gaza sangat berdampak pada ekonomi umat muslim Palestina, khususnya di Tepi Barat.
"Semoga kedatangan kita ke Masjid Al Aqsa ini, selain tentu dalam rangka ibadah, tapi juga ikhtiar kita membantu saudara-saudara kita disana. Kemarin saya dapat informasi ada turis Indonesia masuk Masjid Al Aqsa, besok juga begitu ada yang masuk. Saya sendiri tanggal 30 Oktober berangkat. Intinya selama Pemerintah Israel memberikan visa ke kita maka kita bisa ke Masjid Al Aqsa," pungkas Hamdi.
Untuk informasi tambahan, saat ini provider visa ziarah Aqsa juga masih membuka permohonan pengajuan visa. Proses pengajuan visa ini membutuhkan waktu sekitar 30-40 hari sejak diajukan.
Mohon untuk memberikan komentar dengan jelas, sopan, dan bijaksana
Segala tulisan di ruang publik dapat meninggalkan jejak digital yang sulit dihilangkan
Segala tulisan yang memberikan sentimen negatif terkait SARA, ujaran kebencian, spamming, promosi, dan berbagai hal yang bersifat provokatif atau melanggar norma dan undang-undang dapat diproses lebih lanjut sesuai undang-undang yang berlaku