himpuh.or.id

190 Jemaah Kudus Ditipu Travel Umrah, Uang Setoran Rp4 Miliar Dibawa Kabur

Kategori : Berita, Topik Hangat, Ditulis pada : 26 Februari 2024, 10:59:41

begini-suasana-salat-idul-fitri-di-masjidil-haram-5_169.jpeg

HIMPUHNEWS - Kasus penipuan jemaah umrah lagi lagi terjadi di tanah air. Kali ini sebanyak 190 jemaah asal Kabupaten Kudus Jawa Tengah menjadi gagal berangkat ke tanah suci karena menjadi korban dari travel umrah nakal.

Diketahui seorang pemilik travel bernama HM Zyuhal Laila Nova membawa kabur ketoran biaya perjalanan umrah dari jemaah yang nilainya ditaksir mencapai Rp4 miliar.

Salah satu korban, Nurhalimah (38) mengungkapkan dirinya bersama ratusan orang lainnya menjadi korban penipuan biro perjalanan umrah dan haji bernama Goldy Mixalmina Tour.

Nahasnya lagi, uang yang Ia bayarkan untuk biaya umrah merupakan hasil jerih payah mengais rejeki sebagai Tenaga Kerja Indonesia (TKI) selama 10 tahun. Uang senilai Rp75 juta yang Ia bayarkan itu diduga dibawa kabur oleh agen biro umrah tersebut.

TKI yang bekerja di Hongkong itu mengaku, telah mendaftarkan anggota keluarganya untuk berangkat umrah.

Ditanyai oleh wartawan, mata Nurhalimah tampak berkaca-kaca usai mendapatkan jawaban yang kurang memuaskan dari pihak keluarga pelaku pemilik biro travel HM Zyuhal Laila Nova di sebuah kafe.

Kronologi dimulai saat Nurhalimah dijadwalkan berangkat pada 18 Februari lalu. Melihat jadwal tersebut akhirnya Halimah mengambil cuti kerja dari Hongkong dan pulang ke Indonesia.

Usai kepulangannya ke Tanah Air, ia malah mendapatkan kabar yang kurang enak. Keberangkatan untuk ibadah umrah diundur pada 24 Februari.

”Saya menemui secara kekeluargaan, mas saya terikat cuti dan pekerjaan. Terus dari pihak biro mbaknya pulang ke Hongkong, nanti balik lagi ke sini,” kata dia seperti dilansir dari radarkudus Sabutu (24/02).

Halimah pun menimpali jawaban pihak biro, perjalanan ke Hongkong bukan seperti ke Kudus menuju Semarang yang memerlukan biaya yang cukup menguras dompet. Serta harus mengurus beberapa regulasi yang berlaku.

Ia menjelaskan kecurigaan bermula sebelumnya saat mengikuti pelatihan manasik semua jadwal kegiatan jelas. Namun untuk beberapa waktu terakhir jadwal tersebut malah tidak ada.

Selain itu, untuk pembayaran yang biasanya ditransfer ke rekening perusahaan malah diminta ditransfer ke rekening pribadi si pemilik travel .

Korban juga didesak untuk melunasi pembiayaan umrah tersebut.

”Saya ngikutin adik dan ibu saya. Dulu saya tahu di sana sering memberangkatkan jamaah umrah. Saya ya husnudzon dan tidak suudzon sama mereka,” ungkapnya.

Kasus dugaan penipuan ini pun akan dilaporkan oleh polisi. Nurhalimah berharap ingin uang yang ditabun selama 10 tahun bekerja itu bisa kembali 100 persen.

”Niat saya dari awal ingin mengumrahkan orang tua saya. Karena saya ingin mengangkat derajat orangtua saya,” ungkapnya.

Nasib yang sama juga dialami oleh Turikan, warga Desa Hongosoco. Ia dipastikan gagal berangkat umrah. Jerih payahnya menabung untuk berangkat umrah bersama sang istri sirna lantaran uang diduga dibawa lari pemilik travel umrah.

”Saya menabung sudah 20 tahun lamanya untuk berangkat umrah. Kerja di pabrik rokok kalau malam jual mainan,” ungkapnya sambil menyeka air matanya.

Di samping itu, ia juga merasa malu. Turikan telah menggelar syukuran dan memberitahu kabar keberangkatan umrah kepada tetangga maupun kerabatnya. Ia berharap ada itikad baik dari Laila dan uangnya bisa kembali sepenuhnya.

Sementara itu, Kapolsek Kota Kudus Iptu Subkhan yang hadir pada mediasi tersebut meminta, korban segera melaporkan kasus ini kepada polisi. Ia memastikan kerugian yang diderita korban bisa kembali melalui langkah hukum baik secara perdata maupun pasal tindak pidana pencucian uang (TPPU).

”Ketika anda (korban, Red) melapor maka akan kami bekukan rekening korban. Karena dasar kami menindak harus ada pengaduaan,” ungkapnya.

Melihat kasus ini pihaknya memastikan mengupayakan menempuh mediasi. Sedangkan upaya pengadilan adalah jalan terakhir untuk menuntaskan kasus ini.

Subkhan juga meminta pihak keluarga pelaku tak mengeluarkan kalimat provokasi. Hal ini akan memicu terjadinya suasana yang kurang kondusif.

Terpisah ayah dari pelaku, Huda mengaku tidak tahu menahu atas dugaan penggelapan dana jamaah umroh tersebut.nIa terakhir berkomunikasi dengan anaknya beberapa waktu lalu.

”Saya tidak tahu permasalahannya, persoalan ini tidak tahu. Saya menghormati karena itu anak saya. Saya datang untuk menghormati. Karena itu sudah 10 tahun lebih baik-baik saja, baru ini kena bom,” singkatnya.

 

messenger icon
messenger icon Chat Dengan Kami
built with : https://erahajj.co.id