Arkeolog Temukan Jejak Rute Jemaah Haji Masa Lalu di Jalur Zubaida
HIMPUHNEWS - Masih banyak sejarah tersembunyi Arab Saudi yang belum terungkap. Namun, dengan bantuan para arkeolog, satu demi satu rahasia jejak kuno tanah Arab terkuak, salah satunya jalur jalan kaki menuju Makkah.
Jalur Zubaida yang juga dikenal sebagai jalur ziarah Kufi, merupakan jalur bersejarah yang membentang lebih dari 1.600 km dari Kufah di Irak hingga Mekah. Jalur kuno tersebut dulunya merupakan jalur perdagangan pada era pra-Islam dan kemudian digunakan oleh jamaah setelah penyebaran Islam.
Baru-baru ini, serangkaian lokasi penggalian telah dilakukan di jalan setapak tersebut, khususnya di wilayah Hail. Para arkeolog bersiap untuk mengungkap rute rumit yang pernah melayani ribuan peziarah dan jemaah haji setiap tahunnya.
Kementerian Pariwisata Saudi sudah memberikan lampu hijau bagi para arkeolog dari Universitas Hail bersama beberapa ahli asing untuk memulai eksplorasi dan penggalian di situs di Fayd dan Al-Bayyaith.
Khalil Al-Ibrahim rektor Universitas Hail, mengatakan bahwa Departemen Pariwisata dan Arkeologi di kampusnya telah menandatangani beberapa perjanjian dengan Kementerian Pariwisata untuk mengeksplorasi situs arkeologi yang belum dimanfaatkan di wilayah tersebut.
"Banyak kota Islam dan situs arkeologi di Jalur Zubaida di Hail belum dieksplorasi dan digali. Ada banyak sekali informasi dan peninggalan arkeologi yang tersembunyi di bawah kawasan tersebut," kata Al-Ibrahim, dikutip dari Arab News, Selasa (2/4/2024).
"Berbagai situs arkeologi termasuk kota peninggalan ditemukan di masa lalu. Selain itu juga ada ukiran batu yang berasal dari 10.000 tahun yang lalu, gundukan kuburan, sumur, patung batu, tembikar, kaca, mineral, dan mata uang," jelasnya.
Eksplorasi dan survei awal baru-baru ini dilakukan di Hail bekerja sama dengan Kantor Warisan dan Pariwisata Wilayah Hail yang mewakili kementerian terkait. Departemen universitas tersebut sekarang bekerja sama dengan mitra di Universitas King Saud dalam pekerjaan penggalian di kota kuno Fayd.
Para mahasiswa senior di kedua departemen juga ikut menerima pelatihan di lokasi. Beberapa arkeolog asing, termasuk warga Australia, telah menyatakan keinginannya untuk mengerjakan situs di Hail.
Al-Ibrahim mengatakan, pemerintah Saudi sangat mementingkan arkeolog dan telah mengubah Undang-Undang warisan Kerajaan dan program pelestarian untuk menyelamatkan situs-situs kuno.
Pihak Hail begitu membanggakan situs arkeologi penting yang berasal dari periode sejarah yang berbeda, termasuk zaman pra-Islam, dengan ditemukannya peralatan kuno, struktur, gundukan kuburan dan ukiran milik peradaban Thamud.
"Saya tidak melebih-lebihkan ketika saya mengatakan bahwa arkeologi Hail lebih unik dan berbeda dari yang ditemukan di wilayah lain di Kerajaan, terutama ukiran batu, yang banyak terdapat di Hail, dan mirip dengan museum yang memberi Anda gambaran untuk mengintip sejarah. Beberapa situs sudah terdaftar di UNESCO, seperti Jubbah dan Al-Shuwaymis yang penuh dengan ukiran batu," ujar Al-Ibrahim.
Departemen arkeologi universitas telah melakukan penggalian pada pahatan batu di daerah tersebut, dan menemukan karya yang berasal dari Zaman Perunggu. Penemuan ini diperkirakan merupakan penemuan pertama di Semenanjung Arab.
Meskipun pekerjaan penggalian di Fayd sudah memasuki tahun kedelapan, para arkeolog universitas baru-baru ini menerima peralatan canggih dan laboratorium untuk terus melakukan eksplorasi, menganalisis ukiran, dan melakukan penelitian secara lebih rinci.
Mohon untuk memberikan komentar dengan jelas, sopan, dan bijaksana
Segala tulisan di ruang publik dapat meninggalkan jejak digital yang sulit dihilangkan
Segala tulisan yang memberikan sentimen negatif terkait SARA, ujaran kebencian, spamming, promosi, dan berbagai hal yang bersifat provokatif atau melanggar norma dan undang-undang dapat diproses lebih lanjut sesuai undang-undang yang berlaku