himpuh.or.id

Mengapa Indonesia Perlu Membangun Kampung Haji di Makkah? Ini Dia 6 Alasannya

Kategori : Berita, Topik Hangat, Ditulis pada : 02 Juli 2025, 10:47:28

 

 

disiplin-dan-ramah-tamah-jemaah-haji-indonesia-dipuji-banyak-negara-12062025-075346.jpg

HIMPUHNEWS  - Setiap tahun, Indonesia mengirimkan ratusan ribu jemaah haji dan jutaan jemaah umrah ke Tanah Suci. Sebagai negara dengan jumlah jemaah terbesar di dunia, tantangan logistik dan pelayanan menjadi pekerjaan besar yang harus dihadapi pemerintah, dari urusan akomodasi, konsumsi, layanan kesehatan, hingga bimbingan ibadah di lapangan. Dalam konteks itulah muncul inisiatif pembangunan Kampung Haji dan Umrah Indonesia di Makkah, sebagai solusi terintegrasi dan jangka panjang atas berbagai persoalan yang terus berulang setiap musim haji.

Gagasan ini kembali menjadi sorotan menjelang kunjungan kenegaraan Presiden Prabowo Subianto bersama Menteri Agama Nasaruddin Umar ke Arab Saudi pada 1 Juli 2025. Salah satu fokus utama dalam lawatan ini adalah pembahasan proyek Kampung Haji bersama Putra Mahkota Mohammed bin Salman dan para pemangku kepentingan Arab Saudi. Lantas, mengapa kampung haji ini dianggap sangat penting? Berikut penjelasan utuhnya.

1. Indonesia Kirim Jemaah Terbanyak, Tapi Masih Menyewa Fasilitas

Indonesia bukan hanya negara dengan penduduk Muslim terbesar, tetapi juga konsisten mengirimkan jemaah haji terbanyak setiap tahunnya. Tak kurang dari 220.000 jemaah haji dan sekitar 1,5 juta jemaah umrah diberangkatkan ke Arab Saudi setiap tahun.

Namun hingga kini, semua fasilitas yang digunakan—mulai dari hotel, dapur konsumsi, hingga klinik—masih mengandalkan sewa kepada penyedia lokal. Ini menciptakan tantangan serius karena skala kebutuhan Indonesia sangat besar, sementara kontrol terhadap kualitas layanan dan efisiensi biaya sangat terbatas. Fakta inilah yang menjadi pijakan utama untuk membangun fasilitas milik sendiri.

2. Solusi Permanen untuk Masalah Biaya dan Ketergantungan

Selama ini, beban biaya penyelenggaraan haji nasional sebagian besar terserap pada sewa penginapan dan layanan logistik lain di Makkah yang harganya sangat fluktuatif. Dengan memiliki properti sendiri melalui Kampung Haji, pemerintah bisa menekan pengeluaran jangka panjang dan tidak lagi tergantung pada kontrak tahunan yang tidak stabil.

Pemilikan lahan dan bangunan permanen akan menjadi solusi konkret dalam mengurangi ongkos jemaah, menjaga kualitas pelayanan, dan menciptakan sistem logistik yang lebih tertata. Ini bukan hanya efisiensi, tetapi juga bentuk kemandirian negara dalam mengelola salah satu rukun Islam.

3. Satu Kawasan, Banyak Fungsi: Dari Manasik hingga Kesehatan

Kampung Haji tidak hanya dibayangkan sebagai tempat tinggal sementara bagi jemaah. Kawasan ini akan dirancang sebagai pusat layanan terpadu yang mencakup asrama penginapan, fasilitas kesehatan 24 jam, dapur umum yang mampu menyuplai ribuan porsi per hari, hingga ruang pembinaan ibadah dan kantor penghubung resmi antara pemerintah Indonesia dan Arab Saudi.

Dengan desain seperti itu, pelayanan jemaah akan lebih cepat, tanggap, dan terkoordinasi. Tak perlu lagi berpindah-pindah tempat untuk mendapatkan layanan berbeda—semuanya tersedia dalam satu kawasan.

4. Diplomasi Layanan yang Tampilkan Wajah Indonesia

Pembangunan kampung haji juga membawa pesan simbolik yang kuat: Indonesia tidak hanya serius dalam menyelenggarakan ibadah haji, tetapi juga hadir secara representatif di pusat dunia Islam. Kawasan ini akan menampilkan nilai-nilai budaya, kerapihan, dan keramahan khas Indonesia, sekaligus menjadi wajah diplomasi umat Muslim Indonesia kepada dunia.

Di mata Arab Saudi maupun negara-negara Muslim lainnya, kampung ini akan mencerminkan bahwa Indonesia bukan sekadar pengirim jemaah, tapi juga pemimpin dalam inovasi pelayanan ibadah.

5. Aset Negara di Tanah Suci yang Multiguna

Di luar musim haji, fasilitas ini tidak akan dibiarkan kosong. Pemerintah berharap Kampung Haji dapat beroperasi sepanjang tahun untuk mendukung jemaah umrah, kegiatan keagamaan, pendidikan, hingga pusat logistik dakwah dan sosial.

Kepemilikan aset tetap di luar negeri seperti ini merupakan langkah strategis yang jarang dimiliki negara lain. Dengan manajemen yang profesional, fasilitas ini bisa terus memberikan manfaat tanpa harus menunggu musim haji tiba. Bahkan ke depannya, potensi kerja sama ekonomi keumatan dan diplomasi multilateral bisa tumbuh dari kawasan ini.

6. Menjawab Tuntutan Zaman, Bagian dari Reformasi Total

Pembangunan kampung haji merupakan bagian dari skema reformasi besar dalam layanan ibadah yang sedang dijalankan pemerintah Indonesia. Dalam beberapa tahun terakhir, proses digitalisasi sistem, transformasi manasik, dan profesionalisasi petugas terus didorong untuk meningkatkan kualitas layanan.

Kampung Haji akan menjadi simpul dari transformasi itu—tempat di mana teknologi, pembinaan, dan layanan terintegrasi diterapkan secara menyeluruh. Ini adalah model baru pelayanan haji dan umrah Indonesia yang siap menyongsong masa depan.

Dengan kompleksitas penyelenggaraan ibadah yang terus berkembang dan ekspektasi masyarakat yang semakin tinggi, Kampung Haji dan Umrah Indonesia bukan sekadar gagasan megah, tapi kebutuhan mendesak yang tak bisa ditunda. Pemerintah berharap proyek ini menjadi warisan strategis dalam sejarah pengelolaan ibadah haji Indonesia—simbol kesiapan negara dalam melayani umatnya dan menegaskan peran aktif Indonesia dalam dunia Islam.

messenger icon
messenger icon Chat Dengan Kami
built with : https://erahajj.co.id