Aroya Cruise, Kapal Pesiar yang Jadi Senjata Saudi Tarik Wisatawan
HIMPUHNEWS – Arab Saudi tengah mengibarkan layar baru dalam ambisi besarnya di sektor pariwisata global. Melalui Aroya Cruise, kapal pesiar mewah pertama yang dirancang dengan identitas Arab, Kerajaan ini ingin memposisikan diri sebagai pusat wisata maritim kelas dunia—sekaligus mengukuhkan komitmen dalam mencapai target Vision 2030.
Proyek Aroya: Simbol “Remarkably Arabian” di Laut Merah
Diluncurkan oleh Cruise Saudi, anak usaha Public Investment Fund (PIF), Aroya Cruise bukan sekadar moda transportasi laut. Kapal sepanjang 335 meter dengan 19 dek ini menghadirkan 1.678 kabin yang mampu menampung lebih dari 3.300 penumpang.
Renovasi besar-besaran di Jerman menghadirkan fasilitas hiburan lengkap: teater berkapasitas 1.018 kursi, area belanja Souq Aroya, lima restoran utama, 11 restoran spesial, serta 12 kafe dan lounge. Semua dikemas dengan sentuhan budaya Arab yang kental, mulai dari interior, pilihan kuliner, hingga program hiburan.
Berbeda dengan banyak kapal pesiar internasional, Aroya mengusung konsep dry ship—tidak menyediakan alkohol maupun kasino—menjadikannya ramah bagi keluarga dan wisatawan yang mencari pengalaman berlibur premium sesuai nilai-nilai budaya Timur Tengah.
Rute Strategis dan Potensi Laut Merah
Beroperasi dari pelabuhan Jeddah, Aroya menawarkan perjalanan ke destinasi Laut Merah, termasuk pulau pribadi, pelabuhan di Mesir, hingga situs sejarah di Yordania. Rute ini dipilih untuk memanfaatkan potensi garis pantai Laut Merah Arab Saudi yang panjangnya mencapai 1.800 km—sebagian besar masih perawan dari industri pariwisata massal.
Dengan rute unik ini, Arab Saudi ingin memindahkan pusat gravitasi wisata kapal pesiar Teluk yang selama ini dikuasai Dubai, sekaligus menawarkan alternatif “luxury halal cruise” yang belum banyak digarap.
Target Besar: 100+ Juta Wisatawan
Aroya Cruise adalah bagian dari strategi Vision 2030, yang menargetkan lebih dari 100 juta kunjungan wisatawan pada akhir dekade ini dan kontribusi sektor pariwisata sebesar 10% terhadap produk domestik bruto (PDB).
Arab Saudi membidik wisatawan domestik, regional, dan internasional—termasuk pasar India dan Asia Tenggara—yang menginginkan pengalaman berlayar mewah dengan sentuhan budaya Arab.
Selain meningkatkan daya tarik wisata, industri kapal pesiar diyakini akan memicu pertumbuhan ekonomi pesisir, menciptakan lapangan kerja baru, dan menarik investasi di pelabuhan, hotel, restoran, hingga transportasi darat.
Persaingan dan Soft Power
Melalui Aroya, Saudi mengirimkan pesan bahwa mereka siap bersaing dengan destinasi cruise mapan di Timur Tengah seperti Dubai dan Qatar. Bedanya, Saudi memanfaatkan soft power budaya dan nilai-nilai lokal untuk memposisikan diri di ceruk pasar wisata halal.
Dalam konteks geopolitik, Aroya juga berfungsi sebagai etalase diplomasi ekonomi, mengundang kerja sama internasional di sektor pariwisata dan infrastruktur.
Tantangan tetap ada: dari membangun reputasi di pasar global, mengelola biaya operasional tinggi, hingga memastikan kenyamanan wisatawan internasional tanpa mengorbankan norma lokal. Namun, dengan dukungan penuh PIF dan strategi terukur, Aroya Cruise berpotensi menjadi salah satu ikon pariwisata baru di Timur Tengah.
Bagi Arab Saudi, layar Aroya bukan hanya mengarungi Laut Merah—tetapi juga mengarungi babak baru dalam transformasi ekonomi dan citra globalnya.
Mohon untuk memberikan komentar dengan jelas, sopan, dan bijaksana
Segala tulisan di ruang publik dapat meninggalkan jejak digital yang sulit dihilangkan
Segala tulisan yang memberikan sentimen negatif terkait SARA, ujaran kebencian, spamming, promosi, dan berbagai hal yang bersifat provokatif atau melanggar norma dan undang-undang dapat diproses lebih lanjut sesuai undang-undang yang berlaku