Imam Masjidil Haram Peringatkan Bahaya Akun Palsu dan Fatwa Bohong di Medsos
HIMPUHNEWS - Imam dan khatib Masjidil Haram, Syekh Yasser Al-Dosari, menyampaikan peringatan keras soal penyalahgunaan teknologi digital dalam khutbah Jumat 1 Agustus 2025 lalu. Ia mengajak umat Islam untuk menyaring informasi sebelum membagikan dan tidak mudah percaya pada akun media sosial palsu atau berbayar yang kerap menyebar fatwa palsu dan pernyataan bohong.
Menurut Al-Dosari, banyak akun di media sosial sengaja menyebarkan misinformasi untuk merusak reputasi tokoh-tokoh agama dan memecah belah masyarakat.
“Setiap orang bertanggung jawab di hadapan Allah atas apa yang dia unggah dan sebarkan secara daring,” tegasnya dikutip dari saudigazette.
Dari Alat Silaturahmi Jadi Alat Isolasi
Di sisi lain, Al-Dosari juga menyoroti fenomena kecanduan media sosial yang telah mengubah cara orang bersosialisasi.
“Orang-orang muncul di tengah keramaian hanya sebagai tubuh tanpa hati, indera tanpa jiwa, terus menggulir platform tanpa henti, tenggelam dalam klip-klip tanpa makna, tanpa banyak manfaat,” ucapnya dalam khutbah.
Ia menggambarkan media sosial sebagai panggung kehidupan palsu dan perbandingan yang tidak adil. Menurutnya, hal itu memicu iri hati, dendam, dan rasa tidak bersyukur dalam kehidupan nyata.
Waspadai Fatwa Palsu dan Kampanye Distorsi
Al-Dosari juga mengecam keberadaan akun-akun palsu yang mengatasnamakan ulama dan menyebar fatwa-fatwa bohong. Ia menyebut fenomena ini sebagai bagian dari kampanye distorsi yang terorganisir dan menuntut kewaspadaan umat Islam.
“Medsos telah menjadi panggung bagi kehidupan palsu dan sumber fitnah yang terorganisir,” ujarnya.
Sebagai solusi, Imam Masjidil Haram ini mengajak umat untuk melakukan jeda sejenak dari perangkat digital, agar bisa memulihkan keseimbangan hidup dan mengatur ulang prioritas.
Arab Saudi, menurutnya, tetap menjadi contoh dalam pemanfaatan teknologi secara bijak untuk pelayanan masyarakat, terutama lewat transformasi digital nasional. Namun, ia menegaskan bahwa teknologi harus dikuasai, bukan justru memperbudak manusia.
Mohon untuk memberikan komentar dengan jelas, sopan, dan bijaksana
Segala tulisan di ruang publik dapat meninggalkan jejak digital yang sulit dihilangkan
Segala tulisan yang memberikan sentimen negatif terkait SARA, ujaran kebencian, spamming, promosi, dan berbagai hal yang bersifat provokatif atau melanggar norma dan undang-undang dapat diproses lebih lanjut sesuai undang-undang yang berlaku