Atasi Kelangkaan Vaksin Meningitis, Pemkot Surabaya Berkolaborasi dengan KKP
SURABAYA, KOMPAS.com - Permintaan vaksin meningitis di Kota Surabaya belum banyak. Meskipun belum terlalu banyak permintaan, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengupayakan ketersediaan vaksin tercukupi. Pemkot berkoordinasi dengan pemerintah pusat terkait hal ini.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengungkapkan, vaksin meningitis sebenarnya disiapkan oleh pemerintah pusat untuk jemaah umrah. Selain untuk jemaah, vaksin meningitis juga disiapkan bagi warga yang ingin melakukan perjalanan ke luar negeri. "Vaksin meningitis itu sudah ada (di Surabaya), namun jumlahnya tidak sebanyak permintaan. Jadi kita tetap menunggu dan itu kan sebenarnya juga disediakan oleh pemerintah pusat," kata Eri Cahyadi, Senin (3/10/2022).
Eri menyampaikan, bukan hanya berkoordinasi dengan pemerintah pusat agar vaksin meningitis tercukupi. Pihaknya juga berkolaborasi bersama RS dan Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas I Surabaya. "Tentu kami terus berkoordinasi juga dengan RS dan KKP Tanjung Perak. Karena yang melakukan vaksin di KKP Tanjung Perak itu bukan hanya jemaah umrah dari Surabaya saja, sehingga kebutuhan (vaksin meningitis) itu akan terus kita tambahkan," ungkap dia.
Menurutnya, jumlah vaksin meningitis di Surabaya tidak dapat diprediksi secara pasti. Pihaknya terus berkoordinasi dengan pemerintah pusat khususnya Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI. "Semoga vaksin meningitis di Surabaya bisa terpenuhi," imbuh dia.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya, Nanik Sukristina menjelaskan soal kelangkaan vaksin meningitis yang digunakan sebagai persyaratan umrah dan perjalanan luar negeri. Saat ini memang belum ada dropping tambahan dari pemerintah pusat. Setelah ada dropping tambahan vaksin meningitis dari pemerintah pusat, maka dipastikan distribusi akan dilakukan oleh KKP Kelas I Tanjung Perak Surabaya. "Setelah itu, KKP Kelas I Tanjung Perak Surabaya akan membuka pendaftaran untuk memberikan pelayanan kembali kepada masyarakat yang membutuhkan vaksin tersebut," ucap Nanik.
Sumber Informasi : surabaya.kompas.com
Mohon untuk memberikan komentar dengan jelas, sopan, dan bijaksana
Segala tulisan di ruang publik dapat meninggalkan jejak digital yang sulit dihilangkan
Segala tulisan yang memberikan sentimen negatif terkait SARA, ujaran kebencian, spamming, promosi, dan berbagai hal yang bersifat provokatif atau melanggar norma dan undang-undang dapat diproses lebih lanjut sesuai undang-undang yang berlaku