Kemenag Sebut 3 Terobosan Ini Jadi Penopang Kesuksesan Penyelenggaraan Haji 2025
HIMPUHNEWS – Penyelenggaraan ibadah haji 2025 mencatat tonggak baru dalam sejarah layanan jemaah Indonesia. Pemerintah melalui Kementerian Agama meluncurkan tiga kebijakan perdana: transparansi daftar jemaah haji khusus, efisiensi pemanfaatan dana haji, dan skema layanan multi syarikah yang lebih kompetitif.
Langkah ini disebut sebagai pergeseran besar dalam tata kelola haji nasional.
“Ini langkah progresif dalam tata kelola haji, dari yang semula cenderung tertutup dan sentralistik, menjadi lebih terbuka, adil, dan partisipatif,” ujar Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kementerian Agama, Hilman Latief, di Jakarta, Sabtu (5/7/2025).
Hilman, yang sudah empat kali memimpin penyelenggaraan haji Indonesia, memaparkan tiga terobosan tersebut secara rinci.
1. Daftar Jemaah Haji Khusus Dipublikasikan Terbuka
Untuk pertama kalinya, pemerintah merilis daftar nama jemaah haji khusus yang berhak melunasi biaya haji 1446 H/2025 M. Daftar ini diumumkan ke publik pada 23 Januari 2025.
“Pendekatan ini sama dengan yang dilakukan jemaah haji reguler. Mereka yang berhak melunasi diumumkan secara terbuka,” terang Hilman.
Selama ini, jemaah haji khusus hanya dipanggil melalui PIHK (Penyelenggara Ibadah Haji Khusus). Namun sejak tahun ini, semua jemaah bisa langsung mengakses daftar nama secara mandiri.
“Sehingga, semua jemaah bisa mengakses daftar nama yang berhak melunasi biaya haji tahun ini. Ini komitmen kami terhadap keterbukaan informasi,” jelasnya.
Pelunasan dilakukan dalam dua tahap: 24 Januari–7 Februari dan 14–21 Februari 2025. Sebanyak 14.467 jemaah melunasi pada tahap pertama, dan 1.838 di tahap kedua. Kuota 16.305 jemaah pun akhirnya terpenuhi.
“Sebagai bentuk transparansi, di akhir masa pelunasan, kami juga merilis nama-nama jemaah yang sudah melunasi. Ini adalah bagian dari akuntabilitas kami kepada publik,” kata Hilman.
2. Dana Haji Lebih Efisien, Layanan Tetap Terjaga
Tahun ini, Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) disepakati rata-rata sebesar Rp89,41 juta. Angka ini turun Rp4 juta dibanding tahun sebelumnya yang mencapai Rp93,41 juta.
Nilai manfaat dari optimalisasi setoran awal jemaah juga ikut ditekan, dari Rp37,36 juta menjadi Rp33,97 juta per jemaah. Namun, Hilman memastikan kualitas layanan tetap optimal.
"Tahun ini, jemaah haji Indonesia mendapatkan total 127 kali layanan makan. Ini terdiri atas 84 kali makan di Makkah, 27 kali di Madinah, dan 15 kali makan serta satu kali snack berat selama masa puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina,” ungkap Hilman.
Layanan akomodasi dan transportasi juga tetap dijaga mutunya.
“Efisiensi dilakukan tanpa mengorbankan kenyamanan. Beberapa layanan bahkan mengalami peningkatan,” imbuhnya.
Presiden terpilih Prabowo Subianto juga memberi perhatian khusus terhadap isu efisiensi ini, dan menekankan pentingnya menjaga keseimbangan antara biaya yang terjangkau dan mutu layanan jemaah.
3. Skema Multi Syarikah, Akhiri Ketergantungan Satu Pihak
Untuk pertama kalinya juga, Indonesia menggandeng delapan syarikah di Arab Saudi guna mendiversifikasi layanan: Al Bait Al Guest, Rakeen Mashariq, Rehlat & Manafea, Rifad, Rawaf Mina, Sana Mahsaariq, MCDC, dan Al Rifadah.
Skema ini mengakhiri dominasi satu penyedia layanan dan membuka persaingan yang lebih sehat. Meski sempat menimbulkan tantangan teknis di lapangan, sistem koordinasi terpadu antara pemerintah Indonesia dan otoritas Saudi dinilai berhasil mengatasi semuanya.
Apresiasi datang langsung dari Wakil Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi, Abdul Fattah Mashat.
“Saya menyampaikan tahni’ah kepada jemaah haji Indonesia yang telah menyelesaikan ibadah dengan aman dan nyaman. Haji 1446 H ini sukses, dan kami memahami adanya catatan teknis mengingat besarnya jumlah jemaah Indonesia. Tapi semua dapat diantisipasi, tanpa menimbulkan krisis,” ujarnya.
Hal senada disampaikan Dr. Eyad Rahbini dari Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi. Menurutnya, kerja sama lintas lembaga jadi kunci kelancaran pengelolaan multi syarikah tahun ini.
“Komposisi kloter yang kompleks berhasil diatasi dengan sistem operation room (koordinasi terpadu) yang solid. Ini menunjukkan kemitraan yang sangat efektif antara Indonesia dan Arab Saudi,” ujar Eyad.
Masa Depan Haji Indonesia
Ketiga terobosan ini disebut Hilman sebagai arah baru haji Indonesia yang lebih transparan, efisien, dan adil.
"Dengan keterbukaan informasi, tata kelola yang sehat, dan kerja sama erat lintas negara, Haji Indonesia 2025 diharapkan menjadi fondasi kuat menuju pelayanan haji yang semakin modern dan bermartabat," tegasnya.
Hingga saat ini, sebanyak 168.007 jemaah haji telah kembali ke Indonesia dalam 432 kelompok terbang. Sementara 93 kloter masih berada di Madinah, dan 18 kloter dijadwalkan pulang pada 5 Juli 2025. Proses pemulangan akan berlangsung hingga 10 Juli 2025.
Mohon untuk memberikan komentar dengan jelas, sopan, dan bijaksana
Segala tulisan di ruang publik dapat meninggalkan jejak digital yang sulit dihilangkan
Segala tulisan yang memberikan sentimen negatif terkait SARA, ujaran kebencian, spamming, promosi, dan berbagai hal yang bersifat provokatif atau melanggar norma dan undang-undang dapat diproses lebih lanjut sesuai undang-undang yang berlaku