Gus Irfan: Kementerian Haji Jangan Hanya Jadi Formalitas, Harus Ada Dampak Nyata bagi Jemaah
HIMPUHNEWS - Menteri Haji dan Umrah Republik Indonesia, Mochamad Irfan Yusuf alias Gus Irfan, mengingatkan bahwa keberadaan Kementerian Haji dan Umrah (Kemenhaj) bukan sekadar simbol politik atau seremonial belaka. Menurutnya, lembaga baru ini harus tampil sebagai institusi yang benar-benar memberi manfaat konkret bagi jamaah.
“Kalau sekadar sama saja, tentu tidak ada gunanya, apalagi kalau lebih buruk. Kita wajib membuktikan bahwa Kemenhaj tidak salah dibentuk. Kemenhaj harus menjadi wajah baru yang berintegritas, profesional, dan berorientasi target,” tegas Gus Irfan dalam keterangan tertulis, Kamis (25/9/2025).
Pernyataan ini ia sampaikan dalam pembukaan Rapat Konsolidasi Penyelenggaraan Haji dan Umrah, Rabu (24/9), di Jakarta.
Tak Mau Jadi Lembaga Kosmetik
Gus Irfan menegaskan, sejak awal dirinya sadar betul bahwa membentuk Kemenhaj adalah amanah besar dari Presiden RI. Karenanya, kementerian ini tidak boleh sekadar tampil di atas kertas—harus hadir dengan kinerja yang berdampak nyata, terutama untuk meningkatkan kualitas layanan haji.
Ia memperkenalkan lima nilai utama pelayanan Kemenhaj yang akan jadi acuan utama: Melayani, Amanah, Berintegritas, Responsif, dan Ramah.
Yang menarik, Gus Irfan juga menyuarakan sikap zero tolerance terhadap praktik korupsi dan pungli, sekecil apapun.
“Kita boleh berkaca dari apa yang terjadi sebelumnya untuk introspeksi. Namun ke depan, Kemenhaj harus bersih, akuntabel, dan transparan. Tidak boleh ada permainan dalam urusan haji,” ujarnya serius.
Ia juga mengingatkan soal besarnya dana yang berputar dalam urusan haji—menyentuh angka hampir Rp20 triliun. Itu sebabnya, pengelolaannya wajib amanah dan transparan, bukan jadi ladang bancakan.
“Kita ingin jamaah haji pulang ke tanah air dengan kecintaan yang lebih besar kepada negaranya. Haji harus menjadi jalan membangun keadaban dan peradaban bangsa,” kata Gus Irfan.
Isu Kesehatan Jadi Sorotan
Soal kesehatan jamaah, terutama terkait istithaah (kemampuan fisik dan medis), juga tak luput dari perhatian. Gus Irfan meminta sinergi yang kuat dari pusat sampai daerah agar tidak ada lagi pelanggaran, manipulasi data, atau “jalan pintas” yang membahayakan jamaah.
Selain itu, pembangunan Kampung Haji juga sedang diproses.
Program ini digadang-gadang sebagai strategi untuk memperkuat pemberdayaan masyarakat lewat ekosistem haji yang lebih inklusif.
Tak hanya pemerintah, Gus Irfan juga menyoroti peran Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umrah (KBIHU). Menurutnya, mereka harus menjalankan fungsi pembinaan dengan lebih tulus, bersih, dan profesional, bukan semata formalitas menjelang keberangkatan.
Dengan semangat baru dan visi besar, Gus Irfan yakin Kemenhaj bisa menjawab amanah besar ini dan menghadirkan penyelenggaraan haji yang bukan hanya sukses secara teknis, tetapi bermakna bagi bangsa dan negara.
Mohon untuk memberikan komentar dengan jelas, sopan, dan bijaksana
Segala tulisan di ruang publik dapat meninggalkan jejak digital yang sulit dihilangkan
Segala tulisan yang memberikan sentimen negatif terkait SARA, ujaran kebencian, spamming, promosi, dan berbagai hal yang bersifat provokatif atau melanggar norma dan undang-undang dapat diproses lebih lanjut sesuai undang-undang yang berlaku