Bukan Cuma Ibadah, Liburan ke Arab Saudi Juga Bisa Turunkan Stres dan Memperlambat Penuaan

HIMPUHNEWS - Perawatan anti-aging tak selalu berbentuk krim mahal atau suntik ini-itu. Sejumlah riset terbaru menunjukkan satu “terapi” yang lebih sederhana: jalan-jalan. Tim peneliti dari sebuah universitas Australia bahkan menguji konsep fisika entropy—kecenderungan menuju ketidakteraturan—ke dalam pariwisata dan menyimpulkan bahwa pengalaman perjalanan yang positif dapat memperlambat tanda-tanda penuaan. “Penuaan adalah proses yang tidak bisa dibalikkan. Meskipun tidak dapat dihentikan, proses itu bisa diperlambat,” kata peneliti ECU, Fangli Hu.
Nah, jika fokusnya perempuan Indonesia yang ingin reset fisik-mental sekaligus mendekatkan diri pada nilai spiritual, Arab Saudi—terutama destinasi religi seperti umrah dan haji—punya kombinasi faktor yang “ramah anti-aging”. Berikut rangkumannya dengan rujukan riset dan data terbaru.
Aktivitas fisik tinggi (banyak jalan = baik buat jantung & umur panjang)
Rangkaian haji/umrah menuntut jalan kaki dalam jarak signifikan (tawaf, sa’i, mobilitas antarlokasi). Laporan lapangan menyebut peziarah bisa menempuh hingga belasan kilometer/hari pada puncak ibadah; persiapan aerobik direkomendasikan jauh-jauh hari. Jalan kaki sendiri terbukti menurunkan risiko kematian dini dan kejadian kardiovaskular—bahkan setiap tambahan langkah di atas ~2.200 langkah/hari memberi manfaat, dengan efek optimal sekitar 9.000–10.500 langkah/hari. Selain itu, kajian kebugaran calon haji/umrah menempatkan latihan jalan, aerobik ringan, hingga resistance training sebagai “bekal” penting untuk daya tahan dan pencegahan penyakit kronis—yang notabene berkontribusi pada kualitas penuaan.
Bebas stres & peningkatan suasana hati (well-being naik, “entropy” turun)
Para peneliti menautkan pengalaman wisata yang positif dengan penurunan “entropy” tubuh: “Pengalaman positif dapat menekan peningkatan entropi dan meningkatkan kesehatan.” Intinya, pikiran yang lebih rileks membuat sistem pertahanan diri tubuh kembali ke kondisi normal. Studi lain menautkan frekuensi bepergian dengan penurunan kadar hormon stres biologis seperti kortisol dan peningkatan kesejahteraan psikologis.
Untuk konteks haji/umrah, literatur menunjukkan dampak psikologis dan sosial yang kuat: rasa syukur, kerendahan hati, refleksi diri, jejaring dukungan, hingga persatuan lintas budaya—semuanya faktor protektif terhadap stres kronis.
Spiritualitas sebagai “pelindung mental”
Riset tentang jamaah (termasuk studi pada jamaah Indonesia) menggambarkan kedamaian, pemaknaan hidup, dan kebersyukuran sebagai tema yang menonjol pasca-umrah—meski tetap ada tantangan fisik/mental yang perlu dikelola. Pendeknya, pengalaman spiritual yang kuat berperan sebagai sumber daya psikologis yang membantu pemulihan stres.
Paparan matahari hangat (vitamin D, suasana hati, tidur)
Iklim Arab Saudi yang cerah memudahkan paparan sinar matahari—dengan porsi aman—yang berkaitan dengan vitamin D, suasana hati, dan kualitas tidur. Bukti klinis tentang vitamin D dan depresi memang beragam, tetapi pola hubungan kadar vitamin D yang rendah dengan gejala depresi cukup konsisten; paparan matahari 10–30 menit/hari kerap direkomendasikan sebagai bagian gaya hidup sehat. (Tentu tetap dengan proteksi panas dan hidrasi.)
Ekosistem wellness bertumbuh: dari AlUla sampai Red Sea
Di luar ibadah, Arab Saudi sedang mengembangkan destinasi wellness kelas dunia—mulai dari festival yoga/meditasi di gurun AlUla sampai kawasan Red Sea/AMAALA yang berfokus pada pemulihan holistik. Bagi perempuan yang ingin retreat pasca-umrah, opsi ini menambah “paket” pemulihan fisik-mental.
Rekomendasi Rute “Awet Muda” di Arab Saudi (Versi Ringkas)
-
Makkah & Madinah (Umrah/Haji + mindful walking)
Prioritaskan ritme ibadah yang terukur: pecah target langkah per sesi, sisipkan jeda istirahat terstruktur, hidrasi cukup, dan alas kaki yang sudah “akrab” di kaki. -
Jabal Rahmah – Arafah (refleksi & syukur)
Puncaki sesi dengan latihan pernapasan singkat + jurnal syukur; pendekatan ini punya dasar pada intervensi psikologi positif yang kerap dipakai saat bimbingan jamaah. -
AlUla (pasca-ibadah reset)
Ikuti kelas meditasi/yoga atau digital detox di festival/retret musiman; manfaatkan lanskap sunyi untuk tidur berkualitas. -
Red Sea / AMAALA (recovery & spa-based wellness)
Program pemulihan kebugaran, hydrotherapy, hingga organic spa garden—cocok sebagai cool-down setelah periode aktivitas intens.
Catatan Penting (Terutama untuk Perempuan)
-
Siapkan tubuh: latih jalan 6–8 minggu sebelum berangkat; tambah beban langkah bertahap. Manfaatnya besar untuk jantung dan umur panjang.
-
Manajemen panas: topi/payung UV, pakaian longgar, semprot air, dan electrolyte; suhu puncak haji bisa sangat tinggi.
-
Rancang “ritme anti-stres”: kombinasi ibadah khusyuk + sesi santai (taman, light stretching, journaling). Ini sejalan dengan temuan bahwa pengalaman positif menekan “entropy” tubuh. “Pariwisata bukan sekadar soal rekreasi dan hiburan. Ia juga bisa berkontribusi terhadap kesehatan fisik dan mental manusia.”
-
Keseimbangan ekspektasi: riset juga mencatat ada kelelahan/homesick. Kuncinya self-care realistis, komunikasi dengan travel buddy, dan downtime berkala.
Intinya
Jika diramu dengan cerdas—porsi jalan kaki yang pas, manajemen panas, mindfulness, dan cool-down di destinasi wellness—liburan ke Arab Saudi berpotensi memberi “efek awet muda”: jantung lebih bugar, stres menurun, tidur dan suasana hati membaik, serta kepuasan batin dari ritual suci. Atau meminjam kata-kata peneliti: “Pengalaman positif bisa menekan peningkatan entropi dan memperbaiki kesehatan.”
Mohon untuk memberikan komentar dengan jelas, sopan, dan bijaksana
Segala tulisan di ruang publik dapat meninggalkan jejak digital yang sulit dihilangkan
Segala tulisan yang memberikan sentimen negatif terkait SARA, ujaran kebencian, spamming, promosi, dan berbagai hal yang bersifat provokatif atau melanggar norma dan undang-undang dapat diproses lebih lanjut sesuai undang-undang yang berlaku
