Prihatin! KKP Surabaya Kembali Gagalkan Keberangkatan 50 Jemaah Umrah ke Tanah Suci
HIMPUHNEWS - Insiden gagal berangkat calon jemaah umrah akibat ketentuan syarat vaksin meningitis kembali terulang di Bandara Juanda Surabaya, pada Minggu (6/11/2022) pagi.
Kali ini, sebanyak 50 calon jemaah umrah yang menjadi korbannya. Mereka dilarang terbang ke Tanah Suci oleh petugas Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Surabaya karena tidak memenuhi syarat batas waktu minimal penyuntikan.
Para jemaah dari Travel PT Almabrur Nadia Insani asal Jambi tersebut, baru menerima suntik vaksin meningitis H-9 keberangkatan, sementara ketentuan yang berlaku minimal H-10 keberangkatan.
Sejatinya, para jemaah dijadwalkan terbang pada Senin, 7 November 2022 atau tepat H-10 penyuntikan, namun pihak maskapai meminta untuk memajukan jadwal penerbangan, sehari lebih cepat.
Himpunan Penyelenggara Umrah dan Haji (Himpuh) mengaku prihatin atas terulangnya insiden gagal berangkat calon jemaah umrah yang ditenggarai oleh syarat vaksin meningitis.
Menurut Sekretaris Jenderal (Sekjen) Himpuh, Muhammad Firman Taufik, seharusnya KKP dapat memberikan diskresi, khususnya di tengah kondisi ketersediaan vaksin meningitis yang masih langka di berbagai daerah.
"Kita menghormati regulasi yang ditetapkan pemerintah, tapi kita juga harus lihat kenyataanya di lapangan bahwa vaksinnya masih belum tersedia. Padahal dulu pemerintah mengatakan pekan kedua Oktober vaksin akan tersedia, tapi sampai November ini masih sulit," kata Firman, Senin (7/11/2022).
"Kalau kita masuk ke sistem pendaftaran vaksin meningitisnya KKP, sampai pekan ketiga itu stok vaksinnya sudah penuh. Artinya stok vaksin ini belum siap mengimbangi jumlah jemaah umrah, padahal kita sudah ingatkan sejak lama, tren jemaah umrah akan meningkat," sambung Firman.
Tidak hanya itu, Firman menyampaikan, bahwa petugas KKP seharusnya bisa memberikan diskresi jika mempertimbangkan bagaimana calon jemaah berusaha mendapatkan vaksin meningitis di tengah kelangkaan tersebut.
"Yang kita dengar, pihak travel sudah mencari vaksin bahkan sampai ke Palembang. Ini effort yang sungguh luar biasa. Jadi kalau mereka gagal berangkat seperti ini, tentu memprihatinkan kita," tutur Firman.
Lebih lanjut, Firman memohon agar pemerintah dalam hal ini Kementerian Kesehatan, dapat betul-betul memastikan ketersediaan vaksin meningitis, bila tetap teguh mempertahankan kebijakan yang sejatinya sudah dolonggarkan sama sekali oleh Kerajaan Arab Saudi.
Firman juga mengimbau kepada para anggota Himpuh untuk memperhatikan semua ketentuan umrah baik yang ditetapkan di Tanah Air maupun di Arab Saudi.
"Insiden-insiden ini menjadi pelajaran buat kita semua. Semoga kejadian serupa tidak terulang. Dan poin penting bagi Himpuh, kami mohon pemerintah dapat lebih bijaksana dalam menjalankan regulasi, bila vaksin diwajibkan, maka tolong sediakan," pungkas Firman.
Mohon untuk memberikan komentar dengan jelas, sopan, dan bijaksana
Segala tulisan di ruang publik dapat meninggalkan jejak digital yang sulit dihilangkan
Segala tulisan yang memberikan sentimen negatif terkait SARA, ujaran kebencian, spamming, promosi, dan berbagai hal yang bersifat provokatif atau melanggar norma dan undang-undang dapat diproses lebih lanjut sesuai undang-undang yang berlaku