#BersihAmanahProfesional
(021) 83780435 - 37
info@himpuh.or.id
082230139999

Saudia Airlines Delay Hingga 3 Hari, Travel Umrah Terdampak Tuntut Kompensasi

Kategori : Berita, Topik Hangat, Ditulis pada : 03 Maret 2023, 16:24:52

FotoJet (24).jpg

HIMPUHNEWS - Penerbangan Maskapai Saudia Airlines (SV) 823 rute Jakarta-Jeddah mengalami keterlambatan (delay) selama tiga hari.

Penerbangan rute Jakarta-Jeddah yang semua dijadwalkan pada 28 Februari 2023, pukul 00.40 WIB itu tertunda, dan baru terbang pada 2 Maret 2023, pukul 10.00 WIB.

Akibat keterlambatan panjang itu, beberapa perusahaan Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah (PPIU) menjadi korban dan mengalami kerugian besar, salah satunya adalah ASIATOUR.

Nurbethi Lubis, Direktur ASIATOUR mengaku terpaksa harus memangkas program umrah yang semula dirancang 9 hari menjadi hanya 7 hari saja menyusul terjadinya delay penerbangan itu.

"Padahal waktu itu semua sudah boarding, tapi tiba-tiba delay. Jemaah kemudian dipindahkan ke Mercure Hotel. Keesokan harinya ada kabar lagi akan diberangkatkan, tapi ternyata batal juga," kata Nurbethi, Direktur ASIATOUR Kamis (2/3/2023).

Emosi akibat tak kunjung terbang, jemaah ASIATOUR pun menolak berangkat jika tidak 9 hari, sebagaimana paket yang sudah mereka bayar.

"Saya bilang ke 39 jemaah ASIATOUR, kalau untuk 9 hari tidak mungkin karena kondisi hotel di Arab Saudi sangat crowded, tidak mungkin kita bisa cari. Itu pun belum tentu pesawatnya juga ready," ucap Nurbethi.

Mendengar penjelasan itu, akhirnya jemaah meminta pengembalian dana yang dua malam terpotong. Dan pihak ASIATOUR pun menyetujui.

"Saya setuju, saya bikin pernyataan bahwa dua malam akan di refund. Itu total dana refund nya setelah kita hitung secara transparan bersama-sama hampir Rp100 juta. Pengembalian ini akan kita kirim ke rekening jemaah setelah mereka tiba kembali ke Indonesia," ujar Nurbethi.

Sementara itu, sampai sekarang pihak Saudia belum memberi kepastian terkait kompensasi atas delay dua malam tersebut, yang membuat ASIATOUR harus menanggung kerugian. Nur mengaku telah berkirim surat ke Ayuberga [perwakilan Saudia Airlines di Indonesia] agar diberikan kompensasi.

"Mereka sudah terima surat tersebut. Tapi belum ada jawaban. Kita juga sudah mengisi dan mengirim form complaine ke Ayuberga tapi belum ada jawaban," tandas Nurbethi.

ASIATOUR juga tengah mencoba untuk mengklaim asuransi atas insiden keterlambatan penerbangan pesawat ini.

"Kita sudah isi form klaim nya. Intinya kita coba upayakan apa-apa yang mungkin kita lakukan untuk menutupi kerugian akibat delay pesawat," pungkas Nurbethi.

Sementara itu, Wawan R Misbach, CEO Qiblat Tour yang juga menjadi korban tertundanya penerbangan SV 823 mengaku sangat kecewa terhadap cara Saudia Airlines menangani insiden tersebut.

"Kami sejujurnya bisa menerima jika disampaikan bahwa terjadi delay akibat masalah mesin pesawat. Tapi itu tidak disampaikan. Dari jam 10 malam kami di bandara, lalu baru dikasih pemberitahuan delay itu kurang lebih jam 5 subuh," ucap Wawan.

"Ini harus jadi catatan, pelayanan Saudia di dalam melayani persoalan jemaah sangat-sangat buruk," sambungnya.

Menurut Wawan, sekelas Saudia Airlines sepatutnya memiliki pola tindakan yang lebih baik, alih-alih membiarkan jemaah menunggu tanpa ada kepastian.

"Di gambaran saya, seharusnya ada perwakilan dari maskapai yang bisa memberikan penjelasan yang akurat terkait kondisi pesawat kepada jemaah, tapi kenyataannya tidak ada. Akibatnya bermunculan spekulasi, dan keadaan menjadi simpang siur," papar Wawan.

Ia menyebut, keterlambatan ini pun menyebabkan biaya hotel yang sudah dibayar tidak bisa ditempati, dan dananya hangus.

"Kami sudah meminta kepada Saudia agar diberi kompensasi berupa extended (perpanjangan) dua malam, ganti rugi biaya hotel, dan ganti rugi non-materi karena akibat keterlambatan itu jemaah kehilangan dua hari waktu beribadah, ini tidak bisa diukur dengan uang," ungkap Wawan.

"Apabila tuntutan ini tidak ditanggapi maka kami akan laporkan ke Menteri Perhubungan dan juga Himpuh sebagai asosiasi," ucapnya.

Wawan menilai, tuntutan itu harus dilakukan agar kesalahan serupa tidak menjadi preseden buruk yang bisa dilakukan lagi di masa-masa mendatang.

"Saya tidak mau tinggal diam. Kita harus ambil tindakan, maskapai harus bertanggungjawab, sehingga adil buat semua," pungkas Wawan.

messenger icon
messenger icon Chat Dengan Kami
built with : https://erahajj.co.id