himpuh.or.id

Perempuan Haid saat Haji? Begini Panduan Wukuf dan Niat yang Dianjurkan

Kategori : Berita, Khazanah, Ditulis pada : 26 Mei 2025, 09:00:24

ChatGPT Image May 26, 2025 at 10_38_59 AM.png

HIMPUHNEWS - Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi memastikan bahwa jamaah haji perempuan yang sedang haid tetap bisa mengikuti puncak ibadah haji, yakni wukuf di Arafah. Penegasan ini disampaikan langsung oleh Badriyah Fayumi, konsultan agama PPIH Arab Saudi.

"Perempuan yang sedang haid tetap bisa melaksanakan wukuf. Yang tidak bisa dilakukan hanya tawaf, itu pun bisa dilakukan setelah suci,” kata Badriyah, seperti dikutip dari keterangan yang diterima di Jakarta, Minggu (25/5/2025).

Badriyah menjelaskan bahwa kondisi haid bukan penghalang untuk wukuf, karena wukuf tidak mensyaratkan kesucian dari hadas besar. Namun, jika jamaah mengalami haid sesaat setelah tiba di Makkah dan waktu wukuf sudah dekat, ia menyarankan untuk mengganti niat jenis haji dari tamattu’ menjadi qiran.

“Niatkan haji qiran, ikuti wukuf, lalu lanjutkan rangkaian ibadah. Umrah bisa dilakukan setelah suci,” ucapnya.

Menurutnya, langkah ini penting agar jamaah perempuan tetap bisa mengikuti seluruh rangkaian utama ibadah haji tanpa harus terburu-buru menyelesaikan umrah lebih dulu.

Sebagai informasi, haji tamattu’ adalah jenis haji yang dimulai dengan pelaksanaan umrah terlebih dahulu, diikuti dengan tahallul, lalu menunggu hingga waktu haji tiba. Sementara haji qiran merupakan jenis haji di mana jamaah menunaikan umrah dan haji sekaligus dalam satu niat dan satu rangkaian, tanpa bertahallul di antaranya.

Langkah perubahan niat ini, menurut Badriyah, menjadi solusi syar’i agar ibadah tetap sah dan nyaman bagi jamaah perempuan yang mengalami haid.

Wukuf di Arafah sendiri merupakan inti dari ibadah haji. Pada momen ini, seluruh jamaah berkumpul untuk bermunajat, berzikir, dan berdoa, menjadikannya sebagai puncak dari seluruh rangkaian manasik.

Terkait kenyamanan selama wukuf, Badriyah turut mengingatkan soal kemungkinan antrean toilet yang cukup panjang. Ia menyarankan jamaah perempuan mempertimbangkan penggunaan diaper atau pembalut demi menjaga kesucian pakaian ihram.

“Ini bukan soal kenyamanan semata, melainkan juga menjaga kesucian pakaian ihram. Setelah ada kesempatan, barulah bersuci dan mengganti,” kata dia.

messenger icon
messenger icon Chat Dengan Kami
built with : https://erahajj.co.id