himpuh.or.id

Antrean Haji Tembus 5,5 Juta Orang, BPKH: Tanda Umat Muslim RI Makin Kuat Secara Ekonomi dan Iman

Kategori : Berita, Topik Hangat, Ditulis pada : 10 Oktober 2025, 09:00:04

Hajj-Fund-Forum-7th-5-1024x576.jpg

HIMPUHNEWS – Jumlah calon jamaah haji asal Indonesia terus melonjak drastis dari tahun ke tahun. Data terbaru menunjukkan lebih dari 5,5 juta warga Indonesia saat ini sedang menunggu giliran berangkat ke Tanah Suci, sementara kuota nasional hanya sekitar 220 ribu orang per tahun.

Kepala Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH), Fadlul Imansyah, menyebut fenomena ini bukan semata soal keterbatasan kuota, tapi juga bukti meningkatnya kemampuan ekonomi dan religiusitas umat Islam Indonesia.

“Tahun ini per sekarang ya, masyarakat Indonesia yang mengantre haji itu jumlahnya 5,5 juta orang. Setiap tahun kita hanya mendapatkan 220 ribu kuota haji,” ujar Fadlul dalam talkshow Hijrah dan Hikmah Haji: Meraih Ketentraman Hidup dan Kuat Finansial di arena ISEF 2025, Kemayoran, Jakarta, Kamis (9/10/2025).

Dengan jumlah antrean sebesar itu, Fadlul menjelaskan bahwa rata-rata masa tunggu keberangkatan haji di Indonesia kini mencapai 27 hingga 30 tahun.

“Bisa dibayangkan, kalau 5,5 juta dibagi dengan 200 ribuan saja, itu berarti orang rata-rata di Indonesia ini menunggu sekitar 27-30 tahun untuk berangkat haji,” tambahnya.

Namun bagi Fadlul, angka fantastis ini tidak melulu menunjukkan masalah. Ia justru melihatnya sebagai tanda kemajuan. “Apakah itu berkah ataukah itu menjadi beban bagi bangsa ini? Kalau saya ada jawabannya. Yang pertama, ini menunjukkan bahwa bangsa ini sudah dimampukan untuk menyetor 25 juta sebagai setoran awal haji,” ujarnya.

Bukti Daya Beli Umat yang Meningkat

Menurut Fadlul, kemampuan jutaan umat Islam untuk menyetor dana awal sebesar Rp25 juta menggambarkan kondisi ekonomi masyarakat yang semakin baik.

“Jadi yang pertama, bangsa ini dimampukan untuk menyetor 25 juta. Artinya, ini kalau membahas ekonominya ya, GDP per kapita kita ini memang sudah membaik sehingga orang untuk mendaftar 25 juta, mereka nggak ada masalah,” katanya.

Ia pun mengingatkan, situasi dulu jauh berbeda. “Sebelumnya, bapak, ibu ada duit, daftar, tahun depan berangkat,” kenangnya, menggambarkan kondisi sebelum 2017 ketika antrean haji nyaris tidak ada.

Lonjakan tajam terjadi setelah BPKH resmi berdiri pada 2018. “Sejak BPKH didirikan, itu berbondong-bondong, masyarakat Indonesia menyetorkan 25 juta sehingga terbentuklah antrean yang sampai dengan 30 tahun itu,” jelasnya.

Niat Spiritual yang Menguat

Di balik angka dan data, Fadlul juga menyoroti sisi spiritualitas masyarakat yang terus meningkat. Bagi dia, fenomena ini menunjukkan betapa ibadah haji kini telah menjadi cita-cita hidup bagi banyak umat Muslim di Indonesia.

“Tapi, ini yang lebih luar biasa lagi adalah bangsa ini sudah diberikan hidayah untuk menganggap haji itu menjadikan sebagai cita-cita mereka. Coba dibayangkan, kalau orang sudah mau daftar haji, pasti di dalam hatinya sudah ada kelurusan niat, kemudian dari sisi spiritualnya, itu berarti sudah memang layak,” ungkapnya.

Menurutnya, data antrean haji bukan sekadar statistik, tapi potret keseimbangan antara kemajuan material dan kematangan spiritual umat Islam di Tanah Air.

“Jadi artinya dua hal ini, dari sisi material dan dari sisi kerohanian, bangsa ini justru semakin lama, semakin baik. Nah, itulah representasi dari 27 sampai 30 tahun menunggu itu tadi,” pungkasnya.

messenger icon
messenger icon Chat Dengan Kami
built with : https://erahajj.co.id