#BersihAmanahProfesional
(021) 83780435 - 37

Kementerian Haji Saudi Pastikan Eks Wilayah Maktab 111-116 Bukan Milik Syarikah Tertentu

Kategori : Kegiatan, Berita, Haji 1444H, Ditulis pada : 14 April 2023, 05:49:56

Screenshot_20230414_100032_Gallery.jpg

Himpuh (14/04) - Himpuh pada Jum'at 14/4 kemarin mendapat kesempatan untuk berkomunikasi dengan Kementerian Haji Saudi Arabia secara online.

Pertemuan strategis ini juga dihadiri oleh Pemerintah Indonesia. Delegasi pemerintah Indonesia diwakili pejabat dari Kementerian Agama RI, termasuk didalamnya Hilman Latif-Direktur Jenderal PHU Kemenag RI, Subhan Cholid-Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri, Nur Arifin-Direktur Bina Umrah dan Haji Khusus, serta Nasrullah-Kepala Kantor Urusan Haji KJRI Jeddah yang sekaligus bertindak selaku moderator.

Sementara Kementerian Haji Saudi dihadiri oleh Hassan bin Yahya Al Manakhra-Deputy Minister dan beberapa pejabat lainnya. Himpuh sendiri diwakili langsung oleh Ketua Umum-Budi Darmawan, juga beberapa pengurus lainnya.

Sebagai pengantar, Nasrullah menyampaikan kehadiran pemerintah Indonesia dalam pertemuan ini adalah bagian dari upaya perlindungan kepada jamaah Haji Khusus yang adalah warga negara Indonesia.

Dalam pembukaannya, Hilman Latief menyampaikan "Selama bertahun-tahun kita (jamaah Haji Indonesia) dilayani oleh Muasasah Asia Tenggara, dan ketika bertransformasi menjadi syarikah-syarikah kamipun mempelajarinya. Kami mendapatkan laporan juga terdapat 6 syarikah yang kini berkhidmat untuk melayani jamaah Haji, dan sempat kami berdiskusi di ajang pameran di Jeddah mereka semua memberikan penawaran pelayanan yang positif. Termasuk Haji Khusus, mereka diberikan peluang untuk bermitra dengan salah satu dari enam syarikah tersebut".

Seperti diketahui, pemerintah Saudi Arabia telah melakukan reformasi dibidang pelayanan jamaah Haji. Dengan tujuan menciptakan pelayanan terbaik, lembaga pelayanan Haji semulanya berbentuk Muasasah diubah menjadi syarikah (perseroan). Sehingga diharapkan akan diisi oleh orang-orang profesional yang ujungnya adalah kepuasan jamaah Haji atas pelayanan yang paripurna.

Pada kesempatan yang sama Hilman juga menyampaikan protes kepada Kementerian Haji atas klaim sepihak wilayah Mina. "Beberapa bulan lalu, tempat di Mina eks wilayah Maktab 111 hingga 116 sempat di klaim milik salah satu syarikah. Kemudian setelah dikonsultasikan keberbagai pihak berkepentingan di Saudi termasuk Kementerian Haji Saudi, ternyata klaim ini tidak benar."

Atas klaim tersebut Hassan bin Yahya Al Manakhra menegaskan bahwa tidak satupun dari enam syarikah pelayan tamu Allah yang berhak mengklaim wilayah Mina manapun. Kementerian Haji Saudi Arabia juga sudah melakukan peneguran kepada syarikah tersebut.

Hal ini tentunya akan menjadi informasi penyeimbang yang valid bagi penyelenggara Haji Khusus (PIHK) khususnya anggota Himpuh, mengingat selama ini telah terjadi manipulasi fakta dari salah satu syarikah yang mengiming-imingi kepastian lokasi eks Maktab yang biasa dihuni jamaah Haji Khusus adalah milik mereka. "Tentunya akan lebih elok jika para syarikah ini bersaing dari segi pelayanan dan fasilitas dengan cara yang sehat. Karena dengan dibukanya kesempatan oleh pemerintah Saudi kepada jamaah Haji dari seluruh dunia untuk memilih siapa yang akan melayani mereka,  yang akan diuntungkan adalah jamaah itu sendiri. Rapat anggota Himpuh telah memandatkan untuk bermitra dengan Duyuf Al Bait, tentunya dengan pertimbangan yang matang. Setidaknya kita sudah memulai menghapus dominasi, hegemoni pihak tertentu dan anggota melihatnya sebagai langkah maju menghilangkan monopoli pelayanan jamaah Haji Khusus. ", ujar Budi.

"Dulu kita tidak punya pilihan. Dilayani dengan baik maupun tidak, tetap tahun berikutnya kita tidak punya pilihan. Sekarang kita berhak memilih, tentu saja kita akan pilih yang mendatangkan manfaat lebih baik bagi jamaah Haji Khusus. Terbukti dengan adanya pilihan kepada dua syarikah, sudah terjadi persaingan harga tanpa menurunkan kualitas pelayanan. Yang merasakan hasilnya kan PIHK juga, ", tambah Budi.

Sebagai gambaran, harga pelayanan Arafah-Mina pada tahun 2022 lalu adalah berkisar SAR 7,200 - SAR 12,000, setelah swastanisasi Muasasah menjadi syarikah kini harga pelayanan Armina menjadi SAR 5,658 - SAR 10,247. Kisaran harga tersebut apple to apple, berlaku untuk fasilitas dan pelayanan yang sama.

Terhadap pelayanan kepada jamaah Haji Khusus, Hilman menyampaikan, "Pesan dari Menteri kami, kami tidak ingin perbedaan layanan itu kemudian mengganggu terhadap jalannya ibadah Haji, terutama Haji Khusus. Karena ada dua perusahaan yang melayani, jangan sampai keduanya saling menghalangi dan ini agar segera diselesaikan,".

Selanjutnya delegasi Kementerian Haji Saudi Arabia dalam diskusi meminta konfirmasi kepada Himpuh atas (prosentase) jumlah jamaah yang menempati wilayah eks maktab 111-116. Hasil konfirmasi ini kelak akan dijadikan dasar penempatan posisi khususnya di wilayah Mina oleh Kementerian dengan tetap mengedepankan unsur keadilan. (Himpuh/Sj)

 

messenger icon
messenger icon Chat Dengan Kami
built with : https://erahajj.co.id