Arab Saudi Tetapkan Akses Gerbang Keluar Masuk Jemaah Umrah Selama Ramadhan
HIMPUHNEWS - Kepadatan jemaah umrah di Masjidil Haram mencapai puncaknya di bulan suci Ramadhan tahun ini. Pada pelaksanaan ibadah tarawih pada Senin (11/3) Jutaan jemaah terlihat memenuhi semua sudut di dalam masjid hingga halaman pekarangan masjid.
Untuk mengurai kepadatan jemaah, Otoritas Umum Urusan Masjidil Haram dan Masjid Nabawi di Arab Saudi telah menetapkan gerbang khusus untuk masuk dan keluarnya jemaah umrah di Masjidil Haram di Makkah selama bulan Ramadan.
Pengaturan baru ini, dibuat melalui koordinasi dengan lembaga pemerintah yang beroperasi di Masjidil Haram. Bulan suci Ramadhan diperkirakan akan memperlihatkan aliran besar jutaan peziarah dari dalam Kerajaan dan seluruh dunia.
Pihak berwenang Saudi telah memobilisasi semua pengaturan dan persiapan untuk memastikan jamaah sehingga jamaah dapat melakukan ibadah mereka dengan mudah dan nyaman.
Pihak Administrasi Pintu, bekerja sama dengan Otoritas Keamanan di Masjidil Haram telah membuka 210 pintu untuk mencegah kepadatan jemaah yang berlebihan.
Pintu masuk dan keluar Masjidil Haram telah dijaga oleh pihak berwenang, dengan fokus mengakomodasi individu berkebutuhan khusus. Inisiatif ini dilakukan bekerja sama dengan lembaga pemerintah yang bekerja di Masjidil Haram.
Gerbang Jemaah Umrah
Dilansir dari Arab News pada Selasa (12/3) bahwa jamaah umrah diperbolehkan menggunakan berbagai pintu masuk, termasuk Gerbang Raja Abdulaziz, Gerbang Raja Fahd, Gerbang Umrah, Gerbang Salam, dan pintu 85-93 di lantai dasar kecuali pintu no 88.
Selain itu, mereka dapat menggunakan Tangga Ajyad, Jembatan Ajyad, Tangga Shubaika no 65-66, Tangga Raja Fahd no 91-92, tangga no 84, perlintasan samping no 78-80 untuk keluar, tangga no 74, tangga biasa no 71, 73, 85, 88, tangga Raja Fahd, dan pintu 75-77, 81-83.
Tangga Shubaika disediakan untuk keadaan darurat bersama dengan Gerbang Raja Abdulaziz.
Di lantai satu, jamaah dapat menggunakan Gerbang Raja Fahd, Gerbang Umrah, Gerbang Zubair, Jembatan Ajyad, Jembatan Shubaika, Jembatan Othman, lift Gerbang Raja Fahd.
Di lantai dua dapat menggunakan lift Tangga Al-Arqam, lift Gerbang Umrah, lift Tangga Ajyad, lift Tangga Marwa, dan atap untuk penyandang disabilitas.
Pihak berwenang telah menetapkan pintu dan pintu masuk khusus bagi perempuan untuk mengakses ruang salat perempuan.
Selain itu, terdapat pintu masuk khusus untuk individu berkebutuhan khusus, seperti Gerbang Al-Salam, Gerbang Raja Abdullah, dan lift Tangga Marwa.
Tugas utama petugas pintu dan penjaga di setiap pintu adalah mencegah masuknya tas dan koper, melarang semua makanan kecuali kopi dan kurma, membatasi kamera tanpa izin, dan mengatur kerumunan.
Di atas pintu ada tanda-tanda dengan informasi penting. Misalnya, ada tanda yang menyatakan bahwa Masjidil Haram penuh dan tidak boleh ada orang yang masuk, dan ada tanda berwarna hijau yang berarti boleh masuk ke dalam Masjidil Haram.
Sebaiknya catat nomor gerbang agar jamaah dapat dengan mudah menemukan jalan pulang.
Petugas selalu hadir di pintu masuk Masjidil Haram. Mereka bekerja tanpa kenal lelah untuk memandu pengunjung dan peziarah, memastikan mereka dapat bergerak dengan mudah dan menemukan rute tercepat.
Mereka fasih dalam berbagai bahasa dan tersedia di setiap pintu untuk membantu mereka yang tersesat. Tujuan utama mereka adalah untuk memastikan bahwa setiap orang dapat melakukan ritual mereka tanpa kesulitan apapun.
Adel Al-Nimri, seorang sejarawan dari Makkah, menyebutkan bahwa Masjidil Haram mengalami berbagai perubahan desain dan struktur sepanjang periode yang berbeda. Jumlah dan ukuran pintunya juga berubah seiring waktu. Perkembangan awal ciri khasnya dapat ditelusuri kembali ke tahun 17 H (638 M) ketika Omar bin Al-Khattab berkuasa.
Ia menambahkan, pintu Masjidil Haram pada awalnya tidak memiliki metode konstruksi tradisional seperti pintu. Mereka mewakili ujung gang dan jalan yang menghadap mataf pada saat itu dan dikenal sebagai pintu Masjidil Haram di Makkah.
Ia menambahkan, dahulu pintu masuk dan keluar Makkah ditandai dengan pintu-pintu masyarakat Makkah dan rumahnya, terutama di sisi barat, timur, dan selatan.
Orang-orang akan membuka pintu mereka dan menuju Masjidil Haram dan Ka'bah Suci. Pada masa pemerintahan Omar bin Al-Khattab, karena bertambahnya jumlah umat Islam pasca penaklukan Islam, bangunan Masjidil Haram menjadi terlalu kecil, sehingga Omar bin Al-Khattab membeli rumah-rumah di sekitarnya.
Tembok pertama di sekeliling Masjidil Haram dibangun pada masa pemerintahan Omar bin Al-Khattab, dan kemudian ditambahkan pintu. Bentuk arsitektur pintunya berasal dari masa pemerintahan Otsman bin Affan, dan dalam beberapa catatan, pada era Abdullah bin Al-Zubayr. Oleh karena itu, Masjidil Haram mengambil desain perkotaan yang kohesif yang menampilkan atap dan dua sisi menyerupai pintu di zaman modern.
Mohon untuk memberikan komentar dengan jelas, sopan, dan bijaksana
Segala tulisan di ruang publik dapat meninggalkan jejak digital yang sulit dihilangkan
Segala tulisan yang memberikan sentimen negatif terkait SARA, ujaran kebencian, spamming, promosi, dan berbagai hal yang bersifat provokatif atau melanggar norma dan undang-undang dapat diproses lebih lanjut sesuai undang-undang yang berlaku