himpuh.or.id

Penuh Perjuangan! Begini Proses Perjalanan Ibadah Haji Jemaah Indonesia di Masa Lalu

Kategori : Berita, Khazanah, Ditulis pada : 12 Maret 2025, 10:59:34

gettyimages_1311647001_612x612_a6249af194.jpg

HIMPUHNEWS - Pelaksanaan ibadah haji oleh jamaah Indonesia memiliki sejarah yang panjang dan penuh makna, berawal dari masa penjajahan hingga periode kemerdekaan dan perkembangan zaman modern. Setiap tahunnya, ribuan umat Islam dari Indonesia berangkat ke Tanah Suci untuk menunaikan rukun Islam kelima ini. Namun, perjalanan ibadah haji Indonesia tidaklah semudah yang dibayangkan, dan banyak perjuangan serta tantangan yang harus dihadapi oleh para jamaah pada masa lalu.

Sejarah Perjalanan Haji di Indonesia

Sejak kedatangan Islam di Indonesia pada abad ke-13, umat Islam di nusantara mulai mengenal dan melaksanakan ibadah haji. Pada masa itu, umat Islam Indonesia menempuh perjalanan jauh melalui jalur laut yang panjang dan berbahaya. Mereka berangkat dari pelabuhan-pelabuhan besar seperti Banten, Surabaya, Makassar, dan Batavia (Jakarta), menuju Tanah Suci Mekah.

Pada masa awal, jamaah haji Indonesia masih menggunakan kapal-kapal tradisional, yang seringkali dalam kondisi yang sangat terbatas dan kurang aman. Perjalanan haji pada waktu itu bisa memakan waktu hingga enam bulan atau lebih, tergantung pada cuaca dan kondisi kapal. 

Selama perjalanan, para calon haji harus menghadapi tantangan besar seperti cuaca yang tidak menentu, penyakit, dan kekurangan makanan serta air bersih. Banyak jamaah haji yang meninggal di tengah perjalanan atau setibanya di pelabuhan-pelabuhan transit, seperti di Singapura atau Jeddah, akibat kondisi yang sangat keras. Meski demikian, semangat untuk menunaikan haji tetap membuat banyak orang bertahan dan terus berjuang hingga mencapai tujuan.

kapal-yang-membawa-jamaah-haji-berangkat-ke-makkah-pada_200422210919-923.jpg

Perjalanan Haji di Masa Kolonial

Pada masa penjajahan Belanda, perjalanan haji menjadi semakin sulit karena pengawasan ketat oleh pemerintah kolonial. Pemerintah Belanda memberlakukan berbagai kebijakan yang membatasi jumlah jamaah haji Indonesia, dengan tujuan untuk mengendalikan mobilitas umat Islam. Beberapa regulasi yang diterapkan antara lain kewajiban melaporkan diri kepada pemerintah kolonial untuk mendapatkan izin berangkat haji serta kewajiban membayar pajak atau biaya yang cukup tinggi.

Meski demikian, semangat umat Islam Indonesia untuk menunaikan ibadah haji tidak surut. Banyak jamaah haji yang tetap berangkat dengan cara-cara yang sangat terbatas. Mereka berangkat secara mandiri atau melalui kelompok-kelompok kecil yang tidak terorganisir dengan baik. Di beberapa daerah, keberangkatan haji juga dilengkapi dengan pengajaran agama dari ulama-ulama setempat yang telah berpengalaman dalam melaksanakan ibadah haji.

Peran Besar Kyai Sebagai Pembimbing

Dalam perjalanan haji pada masa lampau, peran para kiai atau ulama sangat penting. Mereka tidak hanya sebagai pembimbing spiritual bagi jamaah haji, tetapi juga sebagai pemimpin yang menjaga keharmonisan selama perjalanan. Banyak calon haji yang merasa lebih aman dan terjaga apabila mereka berangkat bersama kiai atau ulama yang sudah berpengalaman.

Selain itu, keberangkatan haji juga sering menjadi ajang persaudaraan dan kekompakan antarwarga. Jamaah haji dari satu kampung atau daerah sering kali berangkat bersama-sama, menciptakan ikatan sosial yang kuat. Mereka saling mendukung selama perjalanan panjang yang penuh tantangan.

suasana-kapal-laut-pengangkut-jamaah-haji-pada-abad_230531120757-198.jpg

Periode Setelah Kemerdekaan Indonesia

Setelah Indonesia merdeka pada 1945, perjalanan haji mulai mengalami perubahan signifikan. Pemerintah Indonesia mulai memperhatikan lebih serius pengelolaan ibadah haji dengan mendirikan Departemen Agama yang bertugas untuk mengatur dan menyelenggarakan perjalanan haji. Pemerintah Indonesia kemudian mengeluarkan berbagai kebijakan untuk mempermudah akses ibadah haji bagi umat Islam.

Pada 1950-an, pemerintah mulai mengatur pelaksanaan ibadah haji secara lebih terstruktur. Salah satu langkah penting adalah pendirian Lembaga Penyelenggara Ibadah Haji (LPIH) yang menjadi bagian dari Departemen Agama, yang bertugas untuk mengelola dan memfasilitasi perjalanan haji jamaah Indonesia. Sejak saat itu, ibadah haji di Indonesia mulai diatur secara lebih sistematis dengan adanya kuota, pendaftaran yang terorganisir, serta penyediaan fasilitas yang lebih baik bagi jamaah.

Pada 1970-an, kuota jamaah haji Indonesia mulai ditingkatkan untuk memenuhi permintaan yang semakin besar dari umat Islam Indonesia. Pemerintah Indonesia bekerja sama dengan pemerintah Arab Saudi untuk meningkatkan fasilitas dan infrastruktur bagi jamaah haji Indonesia, baik di Tanah Suci maupun selama perjalanan.

Selain itu, pada 1980-an, Indonesia mulai menggunakan pesawat terbang untuk transportasi jamaah haji, menggantikan kapal laut yang dulu memakan waktu lama dan penuh risiko. Ini mempermudah jamaah haji untuk menunaikan ibadah mereka dalam waktu yang lebih singkat dan lebih aman. Dengan adanya pesawat terbang, perjalanan haji menjadi lebih cepat, yang memungkinkan jamaah untuk melaksanakan ibadah haji dengan lebih nyaman.

3380847001.jpg

Penyelenggaraan Haji di Era Modern

Saat ini, pelaksanaan ibadah haji bagi jamaah Indonesia sudah sangat terorganisir dan efisien. Setiap tahun, pemerintah Indonesia memberikan kuota haji yang cukup besar, mencapai sekitar 200.000 orang per tahun. Sistem pendaftaran dan pengelolaan haji yang lebih transparan dan terorganisir membuat jamaah haji Indonesia dapat berangkat dengan lebih mudah dan lebih aman.

Selain itu, fasilitas yang disediakan juga semakin memadai. Pemerintah Indonesia bersama dengan Arab Saudi menyediakan akomodasi yang lebih baik di Mekkah dan Madinah, serta layanan kesehatan yang memadai untuk jamaah haji. Di samping itu, pemerintah Indonesia juga berusaha untuk memberikan pelatihan dan pembekalan yang baik bagi jamaah haji sebelum berangkat, termasuk dalam hal manasik haji (tata cara pelaksanaan ibadah haji).

Namun, meskipun kemajuan dalam teknologi dan fasilitas telah membuat perjalanan haji semakin mudah, tantangan tetap ada, seperti panjangnya waktu tunggu untuk bisa berangkat haji akibat terbatasnya kuota dan meningkatnya jumlah pendaftar haji setiap tahunnya.

messenger icon
messenger icon Chat Dengan Kami
built with : https://erahajj.co.id