Tips Menjaga Kesehatan Kulit di Tengah Cuaca Panas Ekstrem Saat Musim Haji
HIMPUHNEWS - Di tengah keberangkatan jemaah haji Indonesia ke Tanah Suci, dokter spesialis kulit membagikan sejumlah tips untuk menjaga kesehatan kulit selama menghadapi cuaca panas ekstrem di Arab Saudi.
Dokter spesialis dermatologi venereologi estetika, dr. Fitria Amalia Umar, Sp.KK, M.Kes, menyarankan jemaah untuk membawa perlengkapan fotoproteksi seperti topi lebar, kacamata hitam, tabir surya, dan pelembab yang aman untuk kulit sensitif.
“Pelembab dipakai setiap habis mandi dan menyelesaikan aktivitas (bisa sesering mungkin sesuai kebutuhan) dan tabir surya dengan pengaplikasian setiap 2-3 jam, atau setiap akan terpapar sinar matahari,” kata Fitria.
Dokter lulusan Universitas Indonesia itu juga menekankan pentingnya menjaga hidrasi kulit dengan menghindari paparan sinar matahari langsung tanpa proteksi serta menggunakan face mist secara berkala.
“Jaga hidrasi tubuh dengan minum air putih sekitar 8 gelas sehari, mengonsumsi makanan sehat bergizi dan seimbang, dan konsumsi suplemen antioksidan,” ujarnya.
Jika kulit mengalami iritasi akibat sinar matahari, seperti terbakar (sunburn) atau pecah-pecah, ia menyarankan penggunaan pelembab secara rutin dan obat anti-iritasi bila diperlukan.
Sementara itu, Kementerian Agama (Kemenag) telah mengimbau jemaah haji Indonesia untuk mewaspadai potensi suhu panas yang diperkirakan mencapai ekstrem, khususnya saat puncak wukuf di Arafah yang jatuh pada 5 Juni 2025.
Kepala Biro Humas dan Komunikasi Publik Kemenag, Akhmad Fauzin, menyampaikan bahwa suhu di Madinah bisa mencapai 35 derajat Celcius dengan kelembapan 14 persen. Oleh karena itu, ia meminta para jemaah untuk terus menjaga kondisi fisik selama menjalankan rangkaian ibadah.
“Bagi jamaah haji yang sudah tiba di Madinah, cuaca hari ini diperkirakan bisa mencapai 35 derajat Celcius dengan tingkat kelembapan 14 persen, untuk itu mohon terus menjaga kesehatan,” katanya dalam konferensi pers daring di Jakarta, Senin.
Mohon untuk memberikan komentar dengan jelas, sopan, dan bijaksana
Segala tulisan di ruang publik dapat meninggalkan jejak digital yang sulit dihilangkan
Segala tulisan yang memberikan sentimen negatif terkait SARA, ujaran kebencian, spamming, promosi, dan berbagai hal yang bersifat provokatif atau melanggar norma dan undang-undang dapat diproses lebih lanjut sesuai undang-undang yang berlaku