Bukan Cuma Penyakit Fisik, Stres Jadi Ancaman Serius Jemaah Haji, Kenali Gejalanya!
HIMPUHNEWS - Data dari Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Madinah menunjukkan bahwa selain penyakit fisik seperti jantung, hipertensi, dan diabetes, banyak jemaah haji gelombang pertama juga mengalami reaksi stres akut dan gangguan penyesuaian diri sejak kedatangan mereka pada awal Mei lalu.
Kondisi ini tidak bisa dianggap sepele. Dokter spesialis jiwa di KKHI Madinah, dr. Kusufia Mirantri, Sp.KJ, menjelaskan bahwa perubahan lingkungan, kelelahan, dan perpisahan dari keluarga menjadi pemicu utama tekanan psikologis pada jemaah.
“Banyak jemaah, terutama lansia atau mereka yang memiliki kerentanan sebelumnya, mengalami kesulitan beradaptasi. Stres dan gangguan penyesuaian ini dapat bermanifestasi dalam berbagai bentuk, mulai dari gangguan tidur, kecemasan berlebih, hingga gejala psikosomatis,” ujarnya.
Agar jemaah tetap bisa menjalankan ibadah dengan khusyuk, penting bagi sesama jemaah dan pendamping untuk mewaspadai tanda-tanda awal gangguan kejiwaan. Berikut adalah 5 ciri utama yang perlu dikenali menurut dr. Kusufia (dr. Upi):
1. Perubahan Perilaku Mencolok
Amati bila seseorang yang biasanya ceria dan komunikatif tiba-tiba menjadi pendiam, sensitif, atau menarik diri.
“Coba perhatikan, jika ada jemaah yang biasanya ceria dan mudah bergaul tiba-tiba menjadi mudah tersinggung, atau sebaliknya, menarik diri secara ekstrem, lebih suka menyendiri, dan enggan berinteraksi dengan orang lain,” ujar dr. Upi.
2. Gangguan Tidur atau Insomnia
Kesulitan tidur secara konsisten bisa menjadi pertanda adanya tekanan psikologis. Kurang tidur juga akan memperburuk kondisi emosional.
3. Kecemasan atau Ketakutan Berlebihan
Rasa cemas itu wajar, namun jika sampai takut keluar kamar, takut ke masjid meski ditemani, atau panik saat di keramaian, perlu ditangani lebih lanjut.
4. Disorientasi (Bingung Tempat, Waktu, Orang)
Beberapa jemaah bisa mengalami kebingungan serius.
“Mereka bisa jadi tidak tahu sedang berada di mana, lupa hari atau tanggal, bahkan kesulitan mengenali teman serombongan atau pendampingnya,” jelas dr. Upi.
5. Perubahan Mood yang Cepat dan Ekstrem
Waspadai suasana hati yang berubah tiba-tiba, seperti mendadak sedih, marah, atau menangis tanpa sebab jelas.
Apa yang Harus Dilakukan?
Jika Anda atau orang di sekitar Anda menunjukkan tanda-tanda tersebut, jangan langsung menyimpulkan diagnosis. Sebaliknya, lakukan hal berikut:
- Dekati dengan empati, dengarkan tanpa menghakimi.
- Bantu adaptasi terhadap lingkungan, seperti mengajari penggunaan fasilitas.
- Segera laporkan ke ketua rombongan atau petugas Tenaga Kesehatan Haji Kloter (TKHK).
“Jangan ragu untuk segera melaporkan kondisi tersebut kepada ketua rombongan atau Tenaga Kesehatan Haji Kloter (TKHK) yang mendampingi. Mereka lebih kompeten untuk melakukan penilaian awal dan memberikan intervensi yang tepat, termasuk merujuk ke KKHI jika diperlukan,” tegas dr. Upi.
Dengan deteksi dini dan penanganan yang tepat, para jemaah bisa lebih tenang dan fokus menjalani ibadah di Tanah Suci.
Mohon untuk memberikan komentar dengan jelas, sopan, dan bijaksana
Segala tulisan di ruang publik dapat meninggalkan jejak digital yang sulit dihilangkan
Segala tulisan yang memberikan sentimen negatif terkait SARA, ujaran kebencian, spamming, promosi, dan berbagai hal yang bersifat provokatif atau melanggar norma dan undang-undang dapat diproses lebih lanjut sesuai undang-undang yang berlaku