himpuh.or.id

Dari Benang Jahitan ke Tanah Suci: Kisah Inspiratif Penjahit Disabilitas Asal Jember Wujudkan Mimpi Berhaji

Kategori : Berita, Ditulis pada : 15 Mei 2025, 10:45:44

6821b19aea364.jpeg

HIMPUHNEWS - Usia senja dan keterbatasan fisik tak pernah menghalangi Muayatur Rohmah (77) untuk terus bermimpi. Perempuan lansia asal Kecamatan Mumbulsari, Jember, ini membuktikan bahwa semangat dan keteguhan hati bisa mengantarkan siapa pun menapaki tanah suci. Dengan kedua kaki yang tidak sempurna dan profesi sebagai penjahit, Muayatur akhirnya berangkat haji bersama Kloter 32 Embarkasi Surabaya.

Muayatur masih tak percaya bahwa ia akhirnya bisa menunaikan rukun Islam kelima. Di tengah kondisi fisiknya yang serba terbatas, ia terus bersyukur atas kesempatan mulia ini.

"Alhamdulilah atas segala limpahan karunia dari Allah SWT yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk berhaji di Tanah Suci," ucap Muayatur dengan mata berbinar.

Tak seperti kebanyakan jemaah lainnya, biaya berhaji bagi Muayatur bukan hasil dari gaji besar atau warisan keluarga. Melainkan dari lembar demi lembar rupiah hasil menjahit—pekerjaan yang masih setia ia tekuni meski usia sudah lanjut. Ia menyisihkan penghasilan sekecil apapun dengan satu niat: bisa mendaftar haji.

"Punya uang Rp 50 ribu, Rp 100 ribu atau berapapun itu, saya tabung sedikit demi sedikit, dengan niat dapat mendaftar haji. Setelah terkumpul, tahun 2012 mendaftar haji," kisahnya.

Muayatur juga menyewakan sebidang sawah kecil yang ia miliki. Hasil dari sewa itulah yang menjadi tambahan untuk kebutuhan hidup dan pelunasan biaya haji.

"Suami saya sudah tiada, kebetulan juga saya ada keponakan yang sudah saya rawat dari kecil hingga sekarang sudah berumah tangga. Pendapatan dari menjahit tidak tentu. Alhamdulillah masih ada sebidang sawah yang meskipun ukurannya tidak terlalu luas tetapi sangat membantu saya," jelasnya dengan suara tenang.

Namun semangatnya bukan hanya soal menabung dan bekerja. Saat hari keberangkatan tiba, ia menunjukkan tekadnya yang luar biasa. Setelah didorong dengan kursi roda dari kamar menuju pintu bus, ia tetap ingin masuk bus dengan kekuatannya sendiri—menggunakan kedua lututnya sebagai tumpuan.

"Saya masih punya semangat walaupun kondisi saya seperti ini. Saya tidak ingin merepotkan sepupu saya yang setia menemani saya selama perjalanan ini. Semua saya niatkan untuk ibadah kepada Allah," ujarnya penuh haru.

Kisah Muayatur pun menjadi inspirasi bagi banyak orang, termasuk para petugas haji.

Plh Sekretaris PPIH Embarkasi Surabaya, Sugiyo, mengatakan bahwa semangat Muayatur adalah bukti bahwa keterbatasan fisik bukanlah halangan untuk beribadah.

"Syarat utamanya adalah sehat secara fisik dan psikologis, sehingga bisa menjalankan ibadah haji sesuai syariat. Semangat Bu Muayatur Saya pikir ini motivasi yang luar biasa, apalagi di masyarakat Jember, ibadah haji merupakan hal yang sakral," pungkasnya.

Muayatur bukan hanya menunaikan haji. Ia juga menunaikan harapan yang sudah ia rajut bertahun-tahun, jahitan demi jahitan, sabar demi sabar. Perjalanannya menjadi saksi bahwa keikhlasan, kerja keras, dan doa mampu menembus batas apa pun—bahkan batas fisik.

messenger icon
messenger icon Chat Dengan Kami
built with : https://erahajj.co.id