Jelang Wukuf, Jemaah Diminta Pahami Betul Makna Kemabruran Haji dan Tanggung Jawab Sosialnya
HIMPUHNEWS - Jelang puncak ibadah haji, Amirulhaj sekaligus Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI), Amirsyah Tambunan, mengingatkan seluruh jemaah tentang esensi dari haji mabrur. Menurutnya, haji mabrur adalah tujuan utama dari ibadah haji yang harus dipahami bukan hanya sebagai amalan spiritual, tapi juga membawa dampak sosial setelah jemaah kembali ke Tanah Air.
Dalam keterangannya di Makkah, Rabu (4/6/2025), Amirsyah menjelaskan bahwa seluruh jemaah harus mulai fokus menghadapi fase Armuzna yang dimulai dengan wukuf di Arafah, kemudian mabit di Muzdalifah dan Mina.
"Kenapa harus fokus karena memang cukup menguras fisik dan mental jemaah haji, sehingga dibutuhkan fisik, mental dan spiritual yang prima melalui pelayanan prima oleh para petugas termasuk Amirulhaj yang saat ini hari ketiga di tanah suci Makkah," kata Amirsyah.
Ia mengajak seluruh jemaah dan petugas untuk mempersiapkan kebutuhan sejak dini menjelang Armuzna. Kebutuhan yang dimaksud di antaranya adalah kartu Nusuk, perlengkapan salat, Al-Qur’an, dan obat-obatan pribadi.
"Kami mengajak agar para jemaah fokus mulai dari niat hingga praktik di lapangan," ucapnya.
Amirsyah kemudian mengupas lebih dalam mengenai makna haji mabrur. Ia mengatakan bahwa jemaah haji Indonesia umumnya berangkat dalam suasana damai dan nyaman, dan seharusnya suasana itu terbawa hingga kembali ke kampung halaman.
Namun, Amirsyah mengkritisi jika ada jemaah yang sepulang dari Tanah Suci justru menunjukkan sikap yang meresahkan masyarakat.
"Jika calon jemaah haji yang berada di tanah air dan berangkat ke Tanah suci hingga kepulangannya kembali ke Tanah Air malah membuat gaduh di masyarakat, atau bahkan membuat suasana lingkungan menjadi tidak nyaman akibat tingkah polah buruk dan kesombongannya, maka jelas sekali hal demikian itu bertentangan dengan nilai-nilai haji mabrur," ucapnya.
Ia pun mengutip sabda Rasulullah SAW untuk mempertegas definisi haji mabrur dalam Islam.
Dari sahabat Jabir bin Abdillah RA, Rasulullah SAW bersabda "Haji mabrur tiada balasan lain kecuali surga." Lalu sahabat bertanya "Wahai Rasulullah, apa (tanda) mabrurnya?". Rasulullah SAW menjawab "Memberikan makan kepada orang lain dan melontarkan ucapan yang baik" (HR Ahmad, At-Thabrani, dan Al-Baihaqi)
Dengan mengacu pada jumlah jemaah haji asal Indonesia yang mencapai ratusan ribu setiap tahun, Amirsyah melihat hal ini sebagai peluang besar untuk membangun masyarakat yang damai dan sejahtera.
"Jika diasumsikan tiap tahun ada 221 ribu jemaah haji asal Indonesia, sesungguhnya hal itu merupakan potensi luar biasa untuk bangsa ini. Artinya, setidaknya akan lahir setiap tahunnya orang-orang baru di negeri ini yang siap untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang bersifat menyejahterakan dan mendamaikan, yaitu orang-orang yang punya kepedulian dan kepekaan sosial yang tinggi serta orang-orang yang berpikir dan bertindak arif, santun dan menyejukkan suasana," ujar Amirsyah.
Ia menekankan bahwa haji yang mabrur memiliki dampak sosial besar yang dinanti bangsa, terutama dalam membantu keluar dari berbagai krisis yang melanda negeri.
"Itulah dampak sosial haji mabrur yang sejatinya sangat dinanti-nanti oleh bangsa ini. Semakin banyak yang berangkat haji, maka semakin besar bangsa ini memiliki pribadi-pribadi berpredikat haji mabrur dan selanjutnya semakin mudah bagi negeri ini untuk keluar dari jeratan krisis multidimensi, baik krisis akhlak, krisis ekonomi, politik dan budaya," ujarnya.
Mohon untuk memberikan komentar dengan jelas, sopan, dan bijaksana
Segala tulisan di ruang publik dapat meninggalkan jejak digital yang sulit dihilangkan
Segala tulisan yang memberikan sentimen negatif terkait SARA, ujaran kebencian, spamming, promosi, dan berbagai hal yang bersifat provokatif atau melanggar norma dan undang-undang dapat diproses lebih lanjut sesuai undang-undang yang berlaku