Bukan Sekadar Penginapan, Kampung Haji Indonesia Dirancang Jadi Sentra Layanan Haji dan Umrah Terpadu
HIMPUHNEWS - Wacana pembangunan Kampung Haji Indonesia di Mekkah mendapat sambutan positif dari berbagai pihak. Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI, Singgih Januratmoko, menegaskan bahwa kawasan ini bukan sekadar penginapan, melainkan akan menjadi pusat layanan terpadu bagi jemaah haji dan umrah asal Indonesia.
“Kampung Haji Indonesia nantinya bukan hanya sebagai tempat menginap para jemaah. Melainkan akan menjadi pusat layanan terpadu dan terintegrasi bagi jamaah haji dan umrah,” tegas Singgih.
Layanan yang dimaksud meliputi administrasi, transportasi, akomodasi, kesehatan, hingga layanan koordinasi. Menurutnya, keberadaan kampung ini akan sangat membantu jemaah yang selama ini harus hilir mudik cukup jauh dari hotel ke Masjidil Haram.
“Langkah besar ini tentu menjadi harapan bagi para jemaah yang selama ini merasakan betapa beratnya hilir mudik dari hotel ke Masjid al-Haram,” ujarnya.
Bisa Tekan Biaya Transportasi hingga BPIH
Singgih juga menyampaikan bahwa keberadaan Kampung Haji Indonesia di dekat Masjidil Haram akan berdampak signifikan pada pengurangan biaya transportasi selama ibadah. Hal ini diperkirakan akan turut menurunkan Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) di masa mendatang.
Kaprodi Hukum Keluarga Islam STAIMI Jakarta, Wilnan Fatahillah, menyebut bahwa kabar ini menjadi kabar gembira. Ia merujuk pada kunjungan Presiden Prabowo ke Arab Saudi dan pertemuannya dengan Putra Mahkota, Pangeran Muhammad bin Salman.
“Akhir-akhir ini kita dibuat gembira. Dengan kunjungan Presiden Prabowo ke Arab Saudi dan bertemu dengan Putra Mahkota Pangeran Muhammad Bin Salman,” kata Wilnan.
Pertemuan itu, lanjutnya, membuka pintu kesepakatan pembangunan Kampung Haji Indonesia. Pemerintah Arab Saudi disebut telah berjanji menyediakan lahan hanya sekitar 400 meter dari Masjidil Haram.
“Suatu tempat yang sangat strategis dan berkelas. Jika ini dapat terwujud, akan menjadi simbol kuatnya marwah bangsa Indonesia di mata dunia,” ucapnya.
“Sepatutnya negara yang menjadi penyumbang devisa terbesar bagi Arab Saudi dari sektor haji atau umrah, tentu layak untuk mendapatkan prioritas dan kemudahan dalam ibadahnya.”
Wujud Komitmen Pemerintah
Wilnan menilai bahwa terobosan ini menunjukkan komitmen serius pemerintah Indonesia dalam memberikan kemudahan beribadah bagi warganya.
“Keberhasilan negosiasi ini bukan hanya mengisyaratkan baiknya hubungan antar kedua negara, namun menunjukan harga diri bangsa yang tidak lagi direndahkan dan diremehkan.”
Dengan lokasi yang sangat dekat, ia menilai jemaah haji maupun umrah akan lebih fokus menjalani ibadah tanpa terganggu faktor logistik.
“Jemaah haji atau umrah dapat mengefisienkan waktu untuk fokus beribadah. Seperti salat lima waktu, salat-salat sunah, thawaf sunah, membaca al-Quran, berdo’a, dan ibadah lainnya.”
“Terlebih bagi jemaah lansia dan RISTI. Kondisi ini menjadi sebuah anugrah yang tak terhingga.”
Menurut Wilnan, jika kampung ini benar-benar terwujud, maka sistem layanan terpadu yang digagas akan membentuk ekosistem besar untuk menunjang penyelenggaraan haji secara bermartabat.
“Satu kesatuan ini akan menggambarkan sebuah ekosistem yang dirancang untuk mencapai sukses penyelengaraan haji yang bermartabat. Kita ketahui bersama, mengelola 200 ribu lebih jamaah tidaklah mudah,” ujarnya.
Ia juga mengapresiasi upaya Kementerian Agama RI yang selama ini terus melakukan perbaikan dari tahun ke tahun meski tantangan tidak mudah.
“Hal itu bisa difahami sebuah keniscayaan. Paling tidak ada perubahan perbaikan dari tahun ke tahun.”
Wilnan mengajak semua pihak untuk menyambut baik terobosan ini dan mendorong pemerintah, khususnya Kemenag dan BPH (Badan Penyelenggara Haji), untuk mengawal realisasi kampung haji hingga tuntas.
“Masyarakat Indonesia patut bersyukur dengan terobosan ini. Selanjutnya, tentu menjadi tugas dari pemerintah,” katanya.
“Khusus bagi BPH, yang kabarnya nanti akan bertransformasi menjadi kementerian yang mengurusi haji dan umrah. Kondisi ini menjadi tantangan untuk meletakan pondasi dan sistem yang kuat bagi suksesnya penyelenggaraan ibadah haji dan umrah di masa akan datang,” imbuhnya.
Mohon untuk memberikan komentar dengan jelas, sopan, dan bijaksana
Segala tulisan di ruang publik dapat meninggalkan jejak digital yang sulit dihilangkan
Segala tulisan yang memberikan sentimen negatif terkait SARA, ujaran kebencian, spamming, promosi, dan berbagai hal yang bersifat provokatif atau melanggar norma dan undang-undang dapat diproses lebih lanjut sesuai undang-undang yang berlaku