Arab Saudi Telah Berubah dalam Memandang Destinasi Ziarah
Oleh Rafiq Jauhary
Tour Leader Haji dan Umrah
Hari Ahad kemarin (29/01/2023) adalah jadwal city tour di Masyair Makkah bagi salah satu group umrah Taqwa Tours yang dibimbing Ustad Qomaruz Zaman.
Usai City Tour beliau membagikan info ke group Tour Leader bahwa kini akses menuju Jabal Rahmah ditutup sehingga untuk sementara jamaah tidak dapat mengunjunginya.
Menanggapi info ini saya membagikan beberapa catatan dalam group Tour Leader Taqwa Tours bahwa Arab Saudi sedang serius menyiapkan vision 2030.
Sikap pemeritahannya (setidaknya menurut pengamatan saya) terhadap tempat ziarah pun mulai berubah.
Dulu sangat ketat. Setiap ada kerumunan jamaah maka petugas akan curiga. Jangan-jangan para jamaah akan melakukan perbuatan kemaksiatan apalagi sampai menjurus pada kesyirikan, maka para petugas terkait akan buru-buru membubarkannya.
Tapi nampaknya sekarang sudah berubah. Ketika didapati ada kerumunan maka justru akan dipelajari.
Apa yang dilakukan jamaah? Apakah ada unsur pendidikan, dakwah, ekonomi, wisata yang bisa dikembangkan? Kalau bisa dikembangkan, maka akan difasilitasi.
Seperti di Jabal Nur yang kini telah dibuatkan Komplek Budaya Hira. Kini di lembah Jabal Nur telah berdiri Pusat Dakwah dalam bentuk Pameran Wahyu, dibuat komplek pertokoan, dan kedepan akan dibuat kereta gantung naik ke puncak Jabal Nur.
Jabal Tsur juga sedang dalam proses pembangunan. Kemungkinan kedepan akan dikembangkan mirip seperti Jabal Nur.
Juga sekarang Masjid Quba sedang dalam persiapan untuk dibangun. Beberapa perkampungan di sekitarnya digusur. Yang saat ini sudah tampak adalah jalur pejalan kaki agar peziarah bisa berkunjung ke Masjid Quba cukup dengan berjalan kaki dari arah Masjid Nabawi. Namanya proyek Darbus Sunnah (napak tilas sunnah Nabi).
Beberapa yang saya sebutkan di atas baru sebatas destinasi mainstream yang biasa didatangi di kota Makkah dan Madinah. Belum lagi jika kita melihat kota lain seperti Jeddah, al-Ula, Dammam, Riyadh dan lainnya.
Semoga perkembangan di sektor pariwisata ini dapat diimbangi dengan unsur dakwah dan pendidikan agar para wisatawan tidak hanya dipuaskan dari sisi pemandangannya, melainkan juga akal dan hatinya.
Mohon untuk memberikan komentar dengan jelas, sopan, dan bijaksana
Segala tulisan di ruang publik dapat meninggalkan jejak digital yang sulit dihilangkan
Segala tulisan yang memberikan sentimen negatif terkait SARA, ujaran kebencian, spamming, promosi, dan berbagai hal yang bersifat provokatif atau melanggar norma dan undang-undang dapat diproses lebih lanjut sesuai undang-undang yang berlaku