#BersihAmanahProfesional
(021) 83780435 - 37
info@himpuh.or.id
082230139999

Tahun Ini Ada Jemaah Haji Kelahiran 1908, Begini Kata Kemenag

Kategori : Berita, Ditulis pada : 07 Maret 2023, 12:44:52

Hilman Latief (4).jpg

HIMPUHNEWS - Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kementerian Agama (Kemenag) Hilman Latief menyebut, pada penyelenggaraan haji musim 1444 H/2023 M ini banyak jemaah yang berusia di atas 100 tahun.

Menurutnya, berdasarkan data yang diterima oleh Kemenag, bahkan ada jemaah haji kelahiran tahun 1908 yang akan diberangkatkan pada tahun ini.

“Kami mendapatkan laporan yang usianya di atas 100 tahun itu masih ada. Ada yang 106, ada yang 103. Ada yang kemudian masih kita verifikasi ada yang kelahirannya tahun 1918, ada juga yang datanya 1908,” ungkap Hilman dalam podcast Ngobrolin Persiapan Haji 2023 bersama Dirjen PHU yang ditayangkan di kanal YouTube Kemenag, Minggu (5/3/2023).

Hilman mengatakan, semua ini menunjukkan bahwa pelaksanaan haji 2023 menjadi pekerjaan berat terkait layanan dan pendekatan terhadap para lansia, dan harus dipersiapkan dengan sebaik-baiknya.

Oleh karena itu, Hilman menegaskan para petugas haji tahun ini benar-benar ditekankan agar menghormati dan melayani para lansia supaya ibadah mereka berjalan lancar.

“Para lansia itu sebagai orang-orang yang sudah paripurna hidupnya, sudah membesarkan anaknya, mendidik anak-anaknya, menyekolahkan sampai bisa bekerja sampai mencari di mana-mana. Satu hal yang sedang mereka tunggu (dan jadi cita-citanya) saat ini adalah melaksanakan ibadah haji,” ungkapnya.

Terkait hal ini, lanjut Hilman, pada penyelenggaraan haji tahun ini, Kemenag mengusung tagline "Haji Ramah Lansia'. Oleh karenanya, pihaknya terus membangun kesadaran para jemaah dan petugas serta pengambil sejumlah kebijakan untuk kesuksesan haji tahun ini.

Lebih lanjut Hilman menyampaikan, Kemenag akan memberikan layanan terbaik demi memudahkan jemaah mulai saat keberangkatan dari rumah menuju embarkasi, serta akan didata kondisi dan kebutuhan jemaah secara detail khususnya para lansia dan jamaah yang masuk kategori risiko tinggi (Risti).

“Kementerian Agama masih mendata berapa orang yang membutuhkan kursi roda, berapa orang yang menggunakan tongkat, berapa orang yang sudah punya kebiasaan jalan kaki jauh, dan berapa orang yang hanya tinggal di rumah dalam beberapa waktu terakhir, dan hanya bisa jalan kaki dalam jarak dekat saja,” ungkapnya.

Termasuk juga dalam penempatan jemaah di penginapan, pihaknya akan mempertimbangkan kondisi hotel dan mengingatkan untuk tidak menggelar pertemuan di lantai atas terlebih jika tidak ada fasilitas lift.

“Begitu turun dari bus sudah teridentifikasi butuh kursi roda berapa, petugas sudah sigap untuk mengantarkan mereka turun dari bus sampai ke kamar atau ke tempat pertemuan,” jelasnya.

Menurut dia, sempat muncul wacana untuk memberi peluang lansia untuk mendapatkan pendamping khusus dari keluarga yang masih kuat fisiknya. Namun, hal ini akan berdampak pada antrian jamaah haji.

“Karena jumlahnya terlalu banyak kalau kita membuat kebijakan seperti itu, maka akan ada 30.000 orang setidaknya yang akan terlempar antriannya,” kata Hilman.

Menyikapi kondisi ini, maka Kemenag terus melakukan penguatan komitmen dan kinerja petugas dengan memaksimalkan edukasi dan cara berpikir petugas tentang cara melayani para lansia. Termasuk cara berbicara kepada lansia, cara mempersilahkan, cara melayani, dan segala hal terkait sikap petugas.

Kemenag juga mengajak seluruh jemaah dan petugas untuk mengedepakan kebersamaan, saling tolong-menolong, dan peduli terhadap sesama. Mekanisme dan proses peribadahan pun diarahkan kepada praktik yang sederhana. Misalnya, melakukan manasik yang menyesuaikan kondisi jamaah lansia serta manajemen waktu dan tenaga agar mereka bisa berhaji dengan lancar.

messenger icon
messenger icon Chat Dengan Kami
built with : https://erahajj.co.id