himpuh.or.id

Evaluasi Layanan Haji 2025, Ini Tiga Hal yang Paling Menjadi Sorotan

Kategori : Berita, Topik Hangat, Ditulis pada : 24 Juli 2025, 07:00:56

9f2a4d95_2801_4086_9314_7c46439fb421_6a0cb4378e.jpeg
HIMPUHNEWS - Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (Ditjen PHU) Kementerian Agama tengah melakukan evaluasi menyeluruh terhadap seluruh layanan yang diberikan kepada jemaah haji Indonesia selama berada di Arab Saudi pada operasional haji tahun 1446 H/2025 M.

Kegiatan yang berlangsung di Bekasi sejak Selasa (22/7/2025) malam ini mengusung tema “Beyond Routine”: Membangun Layanan Haji Luar Negeri yang Adaptif, Inovatif, dan Berkelanjutan.

Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri, Muchlis M Hanafi, menyampaikan bahwa ketiga pilar tersebut akan menjadi prinsip dasar dalam merumuskan arah kebijakan dan bahan evaluasi.

“Adaptif ini adalah kita bisa menyesuaikan diri dengan berbagai perubahan kebijakan yang ada di Arab Saudi, yang kita tahu di tahun 2025 ini perubahannya sangat cepat dan sangat dinamis bahkan tidak terduga sebelumnya,” jelas Muchlis dalam sambutannya.

Ia menambahkan bahwa untuk pertama kalinya, penyelenggaraan ibadah haji Indonesia melibatkan dua institusi penyelenggara. Oleh karena itu, adaptasi terhadap dinamika kebijakan Arab Saudi menjadi penting di masa transisi antara Kementerian Agama dan Badan Penyelenggara Haji.

Inovasi Bumbu Nusantara dan Layanan Murur

Pada pilar kedua, yakni inovatif, Muchlis memaparkan sejumlah terobosan layanan pada musim haji tahun ini. Salah satunya adalah peningkatan ekspor bumbu nusantara ke Arab Saudi serta pengadaan makanan siap saji (ready-to-eat)untuk fase puncak ibadah haji.

“Termasuk di dalamnya peningkatan ekspor bumbu nusantara ke Arab Saudi serta makanan siap saji (Ready-to-Eat) untuk memenuhi kebutuhan konsumsi jemaah pada fase puncak haji, kemudian juga terkait layanan murur yang kita tingkatkan jumlahnya dari 51.000 pada tahun lalu menjadi 59.000 jemaah tahun ini,” terang Muchlis.

Ia berharap bahwa berbagai inovasi tersebut tidak hanya bersifat temporer, melainkan dapat menjadi bagian dari sistem berkelanjutan untuk penyelenggaraan haji ke depan.

Menuju Sistem Layanan yang Berkelanjutan

Muchlis juga menekankan pentingnya kesinambungan layanan sebagai warisan bersama. Ia menegaskan bahwa sistem penyelenggaraan haji harus tidak bergantung pada figur atau lembaga tertentu, melainkan bertumpu pada sistem yang sudah terbangun dengan baik.

“Yang ketiga tentunya berkelanjutan, penyelenggaraan haji ini tidak boleh bergantung pada figur atau lembaga tertentu, karena selama sistem itu sudah terbangun dengan baik kita bisa menjaga keberlanjutannya,” ungkapnya.

Ia berharap forum evaluasi ini tidak sekadar menjadi rutinitas administratif, melainkan benar-benar menjadi sarana refleksi dan perbaikan konkret.

“Kita betul-betul ingin menjadikan kegiatan ini untuk mengevaluasi diri, mengkritisi, sekaligus berupaya untuk melakukan transformasi layanan agar lebih relevan dengan dinamika yang ada, sehingga dapat menjadi pijakan kita bersama ke arah yang lebih baik ke depannya,” tandas Muchlis.

messenger icon
messenger icon Chat Dengan Kami
built with : https://erahajj.co.id