himpuh.or.id

Menhaj Sebut Visi Indonesia Ingin Jadi Pemimpin Global dalam Pengelolaan Haji dan Umrah

Kategori : Topik Hangat, Ditulis pada : 10 Oktober 2025, 07:00:11

5cad0f1d-da30-4cf5-994f-749f04509254.jpg

HIMPUHNEWS – Indonesia punya ambisi besar di panggung global: menjadi pemimpin dunia dalam pengelolaan ibadah haji. Hal itu ditegaskan oleh Menteri Haji dan Umrah Republik Indonesia, Mochamad Irfan Yusuf atau yang akrab disapa Gus Irfan, dalam forum internasional yang dihadiri berbagai negara pengelola dana dan layanan haji dunia.

Berbicara di 7th International Hajj Fund Forum 2025 di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Rabu (8/10/2025), Gus Irfan menekankan bahwa posisi Indonesia kini bukan lagi sekadar peserta, tapi kontributor penting bagi komunitas haji global.

“Pertanyaan yang terus kami renungkan adalah bagaimana pengelolaan haji dapat melayani jamaah sekaligus menjaga keberlanjutan ekosistem haji secara keseluruhan?” ujarnya di hadapan para delegasi internasional.

Lebih dari Logistik: Haji Sebagai Ekosistem Spiritual dan Profesional

Gus Irfan mengungkapkan, dengan jumlah jamaah yang mencapai lebih dari 200 ribu orang setiap tahun, tanggung jawab Indonesia dalam penyelenggaraan haji tidak hanya sebatas urusan logistik. Pemerintah, kata dia, harus memastikan perjalanan ibadah haji menjadi pengalaman spiritual yang mendalam sekaligus terkelola dengan baik dan profesional.

Untuk itu, Kementerian Haji dan Umrah menetapkan tiga dimensi keberhasilan dalam pengelolaan haji dan umrah di Indonesia.

Pertama, keberhasilan ibadah. “Pelaksanaan ibadah haji dan umrah dilakukan secara efektif dan tertib sesuai dengan prinsip-prinsip syariat Islam, dengan menjamin keselamatan, kenyamanan, dan efisiensi bagi seluruh jamaah,” jelasnya.

Kedua, keberhasilan ekonomi. Gus Irfan menegaskan pentingnya menjadikan haji dan umrah sebagai katalis pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. Artinya, penyelenggaraan ibadah ini juga diharapkan mendorong sektor-sektor produktif dan memperkuat ekosistem ekonomi keumatan di dalam negeri.

Ketiga, dimensi peradaban dan etika.
Kemenhaj, kata Gus Irfan, ingin agar ibadah haji tidak berhenti pada tataran ritual, melainkan menumbuhkan nilai-nilai moral dan budaya yang memperkaya kehidupan masyarakat.

“Inti dari pendekatan kami adalah pelayanan yang berpusat pada jamaah (pilgrim-centered service), yang meliputi penjaminan keselamatan, kesehatan, dan kenyamanan di setiap tahap perjalanan,” lanjutnya.

Inovasi Digital dan Spirit Amanah

Tak hanya soal manajemen, Kemenhaj juga mulai melangkah lebih jauh dengan digitalisasi layanan haji. Mulai dari aplikasi bimbingan, koordinasi lintas lembaga, hingga sistem logistik yang lebih efisien terus dikembangkan. Semua ini, menurut Gus Irfan, dilakukan agar makna sakral haji tetap terjaga di tengah modernisasi.

Kemenhaj juga memperkuat bimbingan keagamaan untuk memastikan ibadah para jamaah berlangsung khusyuk dan penuh makna. “Kami meyakini bahwa melayani jamaah bukan hanya kewajiban keagamaan, tetapi juga tanggung jawab tata kelola pemerintahan yang baik,” tegasnya.

Dengan semangat ini, pemerintah Indonesia menatap jauh ke depan: membangun ekosistem haji yang unggul, transparan, dan berdaya saing global.

Gus Irfan menutup pidatonya dengan visi besar Indonesia: menjadikan pengelolaan haji sebagai model kepemimpinan global di bidang pelayanan umat.

“Visi Indonesia adalah menjadi pemimpin global dalam pengelolaan haji yang mengedepankan keunggulan layanan dan akuntabilitas,” katanya.

Langkah ini diharapkan tak hanya meningkatkan kualitas penyelenggaraan ibadah, tapi juga mengangkat nama Indonesia sebagai negara dengan tata kelola keagamaan terbaik di dunia Islam.

messenger icon
messenger icon Chat Dengan Kami
built with : https://erahajj.co.id