#BersihAmanahProfesional
(021) 83780435 - 37
info@himpuh.or.id
082230139999

Mengenal 6 Pilar Bersejarah di Raudhah Masjid Nabawi

Kategori : Berita, Khazanah, Ditulis pada : 14 Agustus 2024, 09:54:34

Raudhah.png

HIMPUHNEWS - Setiap jemaah haji atau umrah yang berkunjung ke Kota Madinah, Arab Saudi, pasti mendambakan untuk mengunjungi Raudhah di Masjid Nabawi.Raudhah atau Raudhah Al-Jannah adalah suatu area yang terletak di antara makam Rasulullah SAW dan mimbar beliau. Hal tersebut diterangkan dalam sabdanya yang dituturkan Al Bukhari dari Abu Hurairah, "Area yang terletak di antara rumah dan mimbarku adalah salah satu taman di surga.

Di area yang sekarang menjadi makam Rasulullah SAW, terdapat pula di sisinya makam Khalifah Abu Bakar Ash Shiddiq RA dan Umar bin Khattab RA selaku sahabat nabi yang setia lagi bertakwa. Oleh karena itu, Raudhah menjadi tempat yang mustajab untuk berdoa kepada Allah SWT.

Adapun area itu ditandai dengan permadani kombinasi putih dan abu-abu, sehingga sangat kontras dengan warna permadani umumnya di Masjid Nabawi yang berwarna merah. Raudhah juga ditandai dengan tiang-tiang putih dan karpet putih. Sementara lantai Raudhah berkarpet hijau dan luasnya mencapai 330 m2.

Raudhah yang berada di antara rumah Rasulullah (sekarang makam beliau) sampai dengan mimbar dibangun dengan tiang-tiang yang memiliki sejarah dan nilai filosofisnya. Berikut ini adalah nama-nama pilar (usthuwaanah) yang berada di dalam Raudhah Masjid Nabawi:

Pertama: Ustuwanaah al-Mukhallaqah

Makna dari al-Mukhallaqah adalah al-Muthayyabah yang diberi minyak wangi. Dari kata al-khaluq yang artinya parfum.

Jabir bin Abdullah mengatakan, “Orang pertama yang memberi wewangian pada Masjid Nabawi adalah Utsman bin Affan radhillahu ‘anhu. Ketika orang-orang Khaizuran datang berhaji pada tahun 70 H, diperintahkan agar masjid diberi wewangian. Yang menangani pemberian wewangian pada masjid ini adalah seorang wanita. Maka dia memberi wewangian seluruh bagian masjid termasuk kamar Nabi ﷺ”.

Diriwayatkan dari as-Samhudi dari Ibnu Zubalah bahwa Nabi ﷺ melaksanakan shalat wajib di pilar ini selama beberapa belas hari setelah perubahan arah kiblat.

Salamah bin al-Akwa’ radhiallahu ‘anhu mengupayakan untuk shalat di tiang ini. Ketika ditanya alasannya, ia menjawab, “Aku melihat Rasulullah ﷺ biasa shalat di pilar ini”.

Dan hingga sekarang, khususnya bagian raudhah Masjid Nabawi, dibersihkan dengan air mawar setiap hari.

Kedua: al-Usthuwaanah al-Qur’ah atau Ustuwanaah Aisyah

Pilar ini juga disebut “Utswaanah Qur-ah” atau tiang undian. Tiang ini juga disebut dengan tiang Muhajirin. Karena sahabat-sahabat Muhajirin sering duduk di dekatnya. Tempat ini awalnya digunakan Nabi ﷺ sebagai tempat shalat.

Tiang Aisyah

Pilar Aisyah terletak di tengah al-Rhaudhah asy-Syarifah. Yaitu tiang ketiga jika dihitung antara dinding makam Rasulullah ﷺ dan mimbar nabi. Pilar ini dinamai dengan “Usthuwaanah Aisyah” sebagai pengingat dan penghormatan kepada perjuangan Ummul Mukminin Aisyah radhiallahu ‘anha dalam penyebaran Islam.

Ketiga: al-Usthuwaanah At-Taubah/Usthuwaanah Abu Lubabah

Pilar ini merupakan pilar keempat dari mimbar, yang kedua dari kubur, dan yang ketiga dari arah kiblat. Pilar ini disebut tiang Abu Lubabah, yakni seorang sahabat Nabi ﷺ yang namanya adalah Rifa’ah bin Abdul Mundzir.

Pada Perang Bani Quraizhah, Rasulullah ﷺ mengutus Abu Lubabah radhiallahu ‘anhu kepada Bani Quraizhah. Melihat kedatangan Abu Lubabah, orang-orang Yahudi; laki-laki, wanita-wanita, dan anak-anak berlarian kepadanya. Kemudian mereka menangis hingga Abu Lubabah merasa iba pada mereka. Orang-orang Yahudi Bani Quraizhah berkata kepada Abu Lubabah, “Hai Abu Lubabah, bagaimana pendapatmu kalau kami tunduk kepada hukum Muhammad?” Abu Lubabah menjawab, “Ya”. Abu Lubabah berkata seperti itu sambil memberi isyarat dengan tangan ke tenggorokannya, yang artinya siap-siaplah kalian mati.

Tiang at-Taubah atau Tiang Abu Lubabah

Abu Lubabah menyesali apa yang ia ucapkan. Ia berkata, “Aku tidak beranjak dari tempatku ini hingga Allah menerima taubatku atas perbuatanku. Aku berjanji kepada Allah agar selama-lamanya tidak diperlihatkan pada negeri yang di dalamnya aku pernah mengkhianati Allah dan Rasul-Nya”.

Ibnu Hisyam mengatakan, “Abu Lubabah mengikat diri pada tiang masjid selama enam hari. Pada masa itu, istrinya datang di setiap waktu shalat untuk melepaskan ikatan agar ia bisa mengerjakan shalat. Usai shalat, ia kembali mengikat diri”.

Ummu Salamah radhiallahu ‘anha, berkata, “Taubat Abu Lubabah diterima Allah”. Kemudian ia bertanya kepada Rasulullah ﷺ, “Bolehkah aku menyampaikan berita gembira ini kepada Abu Lubabah?” Beliau ﷺ bersabda, “Silakan, jika engkau mau”. Ummu Salamah berdiri di depan pintu kamarnya –itu terjadi sebelum hijab diwajibkan– kemudian berkata, “Hai Abu Lubabah, bergembiralah, karena Allah telah menerima taubatmu”. Para sahabat pun mengerumuni Abu Lubabah untuk melepaskan ikatannya, namun ia berkata, “Tidak, demi Allah, aku tidak mau, hingga Rasulullah sendiri yang melepaskanku dengan tangannya”. Ketika Rasulullah ﷺ, keluar untuk menunaikan shalat subuh, beliau berjalan melewati Abu Lubabah, kemudian melepaskan ikatannya’.

Keempat: Usthuwaanah as-Sarir (ranjang)

As-sarir artinya ranjang. Di tempat ini Rasulullah ﷺ biasa beriktikaf. Beliau letakkan tempat tidurnya yang terbuat dari pelepah kurma, lalu berbaring di tempat ini. Karena itulah pilar ini dinamakan pilar as-sarir. Pilar ini terletak di sebelah Timur tiang Abu Lubabah.

Tiang as-Sarir

 

Kelima: Usthuwaanah al-Hars

Di belakang (bila dilihat dari sisi Utara) tiang as-sarir, berdiri kokoh pilar al-Haras (penjagaan). Apabila berjumpa dengan masyarakat, Rasulullah duduk di tempat ini dan dijaga oleh para sahabatnya. Ali bin Abi Thalib radhiallahu ‘anhu adalah yang paling sering menjaga beliau. Karena itu pula tiang ini dinamakan pilar Ali. Ketika Allah ﷻ menurunkan firman-Nya,

وَاللَّهُ يَعْصِمُكَ مِنَ النَّاسِ

“Allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia.” (QS:Al-Maidah | Ayat: 67).

Kiri: Tiang Wufud, Tengah: Tiang Ali/Haras, Kanan: Tiang Sarir

Kiri: pilar Wufud, Tengah: pilar Ali/Haras, Kanan: pilar Sarir

Keenam: Usthuwaanah al-Wufud

Dari sisi utara, pilar ini terletak di belakang tiang al-Haras. Rasulullah ﷺ biasa duduk di sini tatkala menyambut para utusan dari bangsa Arab yang datang ke Madinah.

Denah Masjid Nabawi

messenger icon
messenger icon Chat Dengan Kami
built with : https://erahajj.co.id