Kala Sajadah Sandar Jadi Solusi Beribadah Nyaman di Tengah Lautan Manusia di Masjidil Haram
HIMPUHNEWS - Masjidil Haram adalah magnet yang sangat kuat bagi hati umat muslim di seluruh dunia. Tempat paling mulia di muka bumi itu bak lautan manusia, ketika tiba malam ke-27 di Bulan Suci Ramadhan 1444 H.
Dikabarkan ada lebih dari 2,6 juta manusia berkumpul disana, bersimpuh di hadapan Ka'bah, menunaikan sholat wajib dan sunnah untuk meraih kemuliaan Lailatul Qadar.
Tentu saja, untuk bisa masuk ke dalam Masjidil Haram di tengah keramaian seperti itu tidaklah mudah, Hal ini seperti diutarakan oleh Diana Ali, Owner Travel AlHijrah Mulia Wisata, yang pada tahun ini kembali berkesempatan menjalani Ramadhan di Tanah Suci.
Ia berbagi pengalaman yang mungkin kelak bisa bermanfaat bagi jemaah lainnya, ketika berada dalam keramaian serupa di Masjidil Haram. Diana Ali menyebut, penting sekali memiliki sajadah sandar untuk menjaga posisi duduk tidak tergeser.
"Karena sajadah sandar ini bahannya kaku, jadi tidak akan bisa digeser, sehingga kita dapat lebih aman dan nyaman beribadah. Tapi kalau kita gunakan sajadah kain biasa, hampir pasti kita tergeser dari tempat kita, bahkan sajadahnya bisa dilipat dan entah dipindahkan kemana," kata Diana Ali.
Yang juga penting, Diana Ali menyarankan agar jemaah bisa lebih berusaha mengeksplorasi posisi-posisi yang lebih renggang, dengan kata lain tidak memaksakan masuk ke tempat yang sudah ramai.
Berdasarkan pengamatannya, Diana Ali menyebut cukup banyak jemaah yang lebih memilih berebut di titik ramai dibanding mencari titik yang lebih renggang, sehingga itu kerap kali menimbulkan konflik.
"Saya juga mengamati misalnya masalah toilet. Banyak jemaah yang kalau sudah pernah menggunakan toilet A, maka selamanya dia hanya mau di toilet A itu, meskipun ramai dan antre panjang. Padahal tidak jauh dari situ, di toilet B dan C masih renggang," tutur Diana Ali.
"Oleh karena itu, tips dari saya, jangan berhenti eksplorasi, karena pasti ada tempat-tempat yang belum begitu ramai, dan kita bisa beribadah lebih nyaman. Syaratnya satu, jangan telat masuk ke pelatara masjid," sambungnya.
Terkait waktu masuk ini, Diana Ali menekankan agar jemaah sudah harus berada di pelatara Masjidil Haram satu jam sebelum adzan. Karena apabila telat sedikit saja, besar kemungkinan tidak bisa masuk ke dalam Masjid.
Mohon untuk memberikan komentar dengan jelas, sopan, dan bijaksana
Segala tulisan di ruang publik dapat meninggalkan jejak digital yang sulit dihilangkan
Segala tulisan yang memberikan sentimen negatif terkait SARA, ujaran kebencian, spamming, promosi, dan berbagai hal yang bersifat provokatif atau melanggar norma dan undang-undang dapat diproses lebih lanjut sesuai undang-undang yang berlaku