#BersihAmanahProfesional
(021) 83780435 - 37
info@himpuh.or.id
082230139999

Jangan Salah! Istithaah Haji Bukan hanya Fisik dan Finansial, Tapi Juga Ilmu

Kategori : Khazanah, Ditulis pada : 30 November 2022, 19:40:24

FotoJet - 2022-11-30T194556.611.jpg

HIMPUHNEWS - Haji merupakan ibadah yang wajib ditunaikan oleh setiap umat Islam. Meski demikian, kewajiban itu bersyarat, hanya bagi mereka yang mampu (istithaah).

"Dan (di antara) kewajiban manusia terhadap Allah adalah melaksanakan ibadah haji ke Baitullah, yaitu bagi orang-orang yang mampu mengadakan perjalanan ke sana." (QS: Ali Imrah Ayat 9).

Menurut Wakil Ketua Umum Himpuh Bidang Luar Negeri, H.M Acung Wahyudi, istithaah haji tidak hanya meliputi fisik dan finansial, namun juga istithaah dalam hal keilmuan tentang haji.

"Kemampuan secara ilmu dalam berhaji ini juga tidak kalah penting dari kemampuan fisik dan finansial, karena jika ilmu nya cukup, maka kualitas haji nya juga bisa maksimal. Dengan ilmu, seseorang dapat meneladani cara Rasulallah, sehingga dengan itu ia dapat meraih kemambruran. Bila telah meraih kemabruran, insya Allah semua hajatnya dikabulkan dan pasti mendatangnya kemaslahatan," terang Wahyu.

Fungsi pembinaan keilmuan tersebut merupakan tanggung jawab utama dari Kementerian Agama (Kemenag), sebagaimana yang telah diamanatkan dalam Undang-undang Nomor 8 Tahun 2019, disampung fungsi pelayanan dan perlindungan.

Mewakili asosiasi Himpuh, Wahyu mendorong agar Kemenag berupaya semaksimal mungkin menciptakan jemaah haji yang cerdas dan mandiri sebelum berangkat ke Tanah Suci.

"Cerdas disini adalah bagaimana para jemaah memahami betul hukum dan tata cara berhaji. Karena sederhananya, haji secara etimologi adalah amal ibadah yang ditentukan tata caranya, yang dicontohkan oleh Rasulullah. Meskipun di saat bersamaan, Rasulullah juga dalam beberapa hadisnya, tetap memberikan pelonggaran atau kemudahan dalam memilih tata cara pelaksanaan haji, dengan kata lain ada toleransi, namun harus sesuai prinsip yang benar," jelas Wahyu.

Selanjutnya mandiri, yaitu para jemaah haji diharapkan betul-betul mengetahui kewajiban dirinya sendiri dalam berhaji. Karena dalam berhaji, jemaah bisa menyiapkan apa yang harus dipersiapkan dan melaksanakan apa yang harus dilaksanakan.

"Jadi kemandirian juga sangat penting untuk bisa mencapai haji yang mabrur," tukasnya.
"Ini menurut saya poin yang yang paling penting. Dari Himpuh kepada Kementerian Agama agar bisa menciptakan jemaah haji yang cerdas dan mandiri," pungkas Wahyu.

messenger icon
messenger icon Chat Dengan Kami
built with : https://erahajj.co.id