Himpuh Minta Anggota Jaga Kekompakan Hadapi Musim Haji 2024 yang Penuh Tantangan
HIMPUHNEWS - Penyelenggaraan ibadah haji khusus tahun 1445 H/2024 M diprediksi akan kembali menghadirkan banyak tantangan bagi para Penyelenggara Ibadah Haji Khusus (PIHK).
Beberapa kebijakan baru yang dikeluarkan Kerajaan Arab Saudi seperti pembatasan jumlah User E-Hajj, serta batas minimal 2.000 jemaah per user, menuntut para penyelenggara haji khusus di Indonesia untuk segera menyiapkan langkah-langkah adaptif.
Himpunan Penyelenggara Umrah dan Haji (Himpuh) sebagai asosiasi yang menaungi 415 perusahaan di Tanah Air, dimana 196-nya adalah PIHK, sudah mulai melakukan berbagai upaya mitigatasi dan konsolidasi menghadapi musim haji mendatang.
"Kuncinya kita [PIHK Anggota Himpuh] harus jaga kekompakan dan ikuti semua informasi serta arahan yang diberikan Himpuh. Insya Allah dengan begitu kita bisa menyelenggarakan Haji dengan baik," kata Sekretaris Jenderal (Sekjen) Himpuh, Muhammad Firman Taufik dalam keterangan tertulisnya, Kamis (12/10/2023).
Firman juga menyampaikan, bahwa tidak ada satupun Syarikah yang bisa mengklaim lokasi maktab khusus di Arafah dan Mina. Pemilihan maktab sepenuhnya berdasarkan sistem first come first pay first serve (siapa cepat dia dapat).
"Informasi ini telah dikonfirmasi dan valid. Artinya, kalau kita cepat, maka kita bisa leluasa memilih maktab, tapi kalau lambat maka pilihannya semakin sempit. Dan perlu diingat, ini tidak ada hubungannya dengan berapa besarpun kapasitas user yang dimiliki oleh tiap-tiap syarikah," ujar Firman. Informasi terakhir menyebutkan otoritas Saudi Arabia membatasi maksimal 100.000 orang yang dapat dilayani oleh sebuah syarikah.
Atas dasar itulah, Himpuh berusaha agar seluruh anggota bisa melakukan percepatan pembuatan kontrak layanan dengan Syarikah yang ada, yang dalam timeline Kementerian Haji Arab Saudi akan segera dimulai pada 4 November mendatang. Himpuh membebaskan setiap anggota memilih Syarikah manapun. Meski secara organisasi, di dalam Rapat Anggota sudah diputuskan bahwa Himpuh bekerja sama dengan syarikah Dhuyuf Al-Baits.
"Saat ini kita sedang melakukan mapping terhadap anggota, mulai dari pilihan Syarikah dan paketnya, hotelnya, transportasinya, durasi programnya, yang belum kami mapping pilihan pesawat. Mapping itu bertujuan untuk mempercepat respon kita terhadap kebijakan terbaru dari Saudi terkait user," pungkas Firman.
"Kami memberikan waktu sampai 13 Oktober 2023 kepada anggota untuk menginformasikan hal-hal di atas itu. Sekali lagi ini penting agar kita bisa melangkah cepat. Berdasarkan mapping sementara, ada tiga Syarikah yang diinginkan anggota Himpuh, Dhuyuf Al-Baits, Mashariq dan Rawaf Mina," pungkas Firman.
Mohon untuk memberikan komentar dengan jelas, sopan, dan bijaksana
Segala tulisan di ruang publik dapat meninggalkan jejak digital yang sulit dihilangkan
Segala tulisan yang memberikan sentimen negatif terkait SARA, ujaran kebencian, spamming, promosi, dan berbagai hal yang bersifat provokatif atau melanggar norma dan undang-undang dapat diproses lebih lanjut sesuai undang-undang yang berlaku