Dihadapkan Pada Tantangan Perubahan, Ketua Dewan Pakar Minta Anggota HIMPUH Bersatu Rapatkan Barisan
HIMPUHNEWS - Ketua Dewan Pakar Himpunan Penyelenggara Umrah dan Haji Alip Setyo Wibowo mengatakan saat ini para Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah (PPIU) dan Penyelenggara Ibadah Haji Khusus (PIHK) dihadapkan pada tantangan besar perubahan dan digitalisasi yang membuat industri ini semakin kompetitif.
Selain itu, kebijakan dan regulasi yang terus berubah termasuk kebijakan Arab Saudi secara general yang membuka keran visa umrah seluas-luasnya, memungkinkan semua orang bisa mengakses perjalanan ibadah ke tanah suci tanpa harus lagi melalui perusahaan penyelenggara resmi.
"Jadi tantangan ke depan yang sangat amat berat untuk kita hadapi adalah perubahan. Perubahan itu bisa menjadi satu ancaman jika kita tidak mampu mengikutinya, jika kita tidak mampu beradaptasi dengan baik terhadap perubahan. Jangan sampai hanya karena kita tidak bisa mengikuti perubahan, tidak bisa beradaptasi, kita hanya menjadi penonton dan pengepul di industri ini," kata Alip dalam Musyawarah Kerja ke-1 HIMPUH yang digelar di The Botanica Sanctuary Bogor, Senin (10/02).
Alip mengungkapkan perubahan yang terjadi ini mencakup banyak hal mulai dari digitalisasi hingga ketidakpastian regulasi yang membuat pasar haji umrah ini kian terbuka.
"Yang kedua adalah ketidakpastian regulasi baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Di dalam negeri saat ini kita punya satu lembaga baru lembaga negara bernama Badan Penyelenggara Haji. Nah ini harus kita antisipasi dan lihat ada perubahan apa nantinya. Apakah nanti dari sisi ijinnya sama siapa pengawasannya sama siapa, pengelolaannya bagaimana juga aturan kebijakannya seperti apa," ujar Alip.
"Jadi jangan sampai tertinggal. Jangan sampai karena kita tidak bisa adaptif beberapa dari kita cuma jual visa saja satu jual ketengan SISKOPATUH saja untuk menghidupi biaya operasional. Ini mohon maaf saya sampaikan, karena ini memang terjadi," imbuh dia.
Ajak Anggota Tetap Bersatu dan Solid
Menghadapi perubahan yang terjadi, Alip mengajak seluruh anggota dan pengurus HIMPUH untuk bersatu dan merapatkan barisan. Hal ini karena menurutnya, sebagai asosiasi, HIMPUH mempunyai bargaining yang sangat kuat dengan total 441 anggota terdaftar.
"Kita ini HIMPUH punya kontribusi 48 persen jumlah jemaah haji khusus tahun ini secara nasional, lalu punya kontribusi 42 persen jemaah umrah secara nasional. Ini adalah kekuatan kita. Spending atau uang yang dikeluarkan untuk umrah maupun haji HIMPUH itu besar dari jumlah tadi," papar Alif.
Alip berpesan baik kepada anggota agar mengurangi ketergantungan pada pihak-pihak eksternal yang hanya memberikan ketidakpastian. Sebaliknya, semua anggota agar mempercayai asosiasi beserta rangkaian program kerja yang telah disampaikan.
"Karena jika kita bersama kita bisa kok jalani semua ini. Kepada pemerintah dan badan baru kita bisa kok ikut berkontribusi bahwa undang-undang yang akan dibahas nanti kita pastikan bahwa suara PPIU dapat didengar dan suara PIHK dapat di sampaikan," pesan dia.
"Lalu kepada pihak Arab Saudi, kita juga punya kekuatan karena spending atau perputaran uang dari anggota HIMPUH di haji umrah itu sangat besar. Kita bisa sampaikan bagaimana value kita di hadapan mereka. Nantinya bisa saja ada satu layanan yang konkrit yang dipersembahkan kepada kita sebagai salah satu bentuk kontribusi. Kita tidak hanya punya harga tawar tapi kita harus bisa bersaing dengan baik dan benar," pungkas dia.
Mohon untuk memberikan komentar dengan jelas, sopan, dan bijaksana
Segala tulisan di ruang publik dapat meninggalkan jejak digital yang sulit dihilangkan
Segala tulisan yang memberikan sentimen negatif terkait SARA, ujaran kebencian, spamming, promosi, dan berbagai hal yang bersifat provokatif atau melanggar norma dan undang-undang dapat diproses lebih lanjut sesuai undang-undang yang berlaku